KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri hulu migas dunia saat ini sedang mengalami masa suram. Pandemi Covid-19 telah membuat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) melemah. Harga minyak pun ikut terperosok. Imbasnya, investasi hulu migas dunia turun hingga US$ 125 miliar. Di saat yang sama, terjadi perubahan paradigma dalam bisnis. Beberapa perusahaan migas mulai tertarik mengembangkan industri energi alternatif dan mencanangkan diri sebagai energy company. Daya tarik industri hulu migas Indonesia pun saat ini masih tertinggal dibanding negara lainnya kendati sejumlah upaya perbaikan sudah dilakukan. Tanpa insentif dan kebijakan yang tepat, produksi minyak nasional akan terus menurun.
Meningkatkan fiscal attractiveness untuk capai produksi 1 Juta BOPD
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri hulu migas dunia saat ini sedang mengalami masa suram. Pandemi Covid-19 telah membuat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) melemah. Harga minyak pun ikut terperosok. Imbasnya, investasi hulu migas dunia turun hingga US$ 125 miliar. Di saat yang sama, terjadi perubahan paradigma dalam bisnis. Beberapa perusahaan migas mulai tertarik mengembangkan industri energi alternatif dan mencanangkan diri sebagai energy company. Daya tarik industri hulu migas Indonesia pun saat ini masih tertinggal dibanding negara lainnya kendati sejumlah upaya perbaikan sudah dilakukan. Tanpa insentif dan kebijakan yang tepat, produksi minyak nasional akan terus menurun.