Menkes Singapura: Melarang pengunjung dari RI dan India berisiko terhadap ekonomi



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Dalam pertemuan dengan anggota Parlemen Singapura pada hari Selasa (16/2/2021), Menteri Senior Kesehatan Singapura Dr Koh Poh Koon, mengatakan melarang pelancong dari negara-negara seperti India dan Indonesia akan berdampak pada kehidupan dan mata pencaharian banyak orang di Singapura.

Bahkan, lanjutnya, kondisi itu akan menyebabkan perlambatan ekonomi di Negeri Merlion tersebut. 

Melansir The Straits Times, dia mengemukakan, daripada menutup perbatasan, Singapura perlu mengadopsi pendekatan manajemen risiko terhadap arus masuk para pelancong tersebut. Pernyataan tersebut diutarakan Dr Koh dalam menanggapi Anggota Parlemen Non-Konstituensi Partai Progress Singapura, Leong Mun Wai.


Sebelumnya, Leong bertanya tentang keputusan Pemerintah untuk tetap membuka perbatasan bagi para pelancong ini. Dia mengatakan, banyak kasus virus corona impor yang tidak proporsional berasal dari kedua negara.

Data The Straits Times yang mengutip data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, pada hari Senin, ada hampir 11 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di India dengan 155.732 kematian.

Baca Juga: Penjualan properti di Singapura melonjak ke level tertinggi sejak Juli 2018

Sementara, Indonesia memiliki lebih dari 1,2 juta kasus yang dikonfirmasi dengan 33.367 kematian.

Dr Koh mengatakan, Singapura membutuhkan arus masuk pekerja migran yang berkelanjutan untuk mendukung sektor ekonomi utama.

Mereka termasuk pekerja konstruksi yang membangun rumah dan infrastruktur penting, serta pekerja rumah tangga yang mendukung kebutuhan pengasuhan.

Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Singapura kontraksi 5,4% sepanjang tahun 2020

“Banyak pekerja tersebut berasal dari India dan Indonesia,” tambahnya.

"Jika kita menutup perbatasan kita dengan mereka, banyak warga Singapura tidak akan mendapatkan kunci rumah mereka, banyak rumah tangga harus mencari pengaturan perawatan alternatif untuk orang yang mereka cintai. Beberapa pelancong adalah warga negara kita, penduduk tetap atau kerabat dekat mereka di sini," katanya seperti yang dikutip The Straits Times.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie