Menurut OJK, ini yang bikin penyaluran kredit bank masih loyo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi ekonomi yang masih lesu membuat penyaluran kredit perbankan tak begitu deras. Catatan Otortias Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan per September 2020 kredit perbankan hanya tumbuh 0,12% secara year on year (yoy). Realisasi itu bahkan lebih rendah kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang naik 1,04%. 

Ketua Dewan Komisoner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, saat ini memang terjadi penurunan baki debet. Terutama di segmen kredit modal kerja (KMK) yang diakuinya cukup signifikan. Menurut riset OJK dari 100 debitur besar ada penurunan baki debet rata-rata 11,5%. 

Hasilnya, sampai September 2020,KMK perbankan masih tumbuh negatif 2,78% (year to date/ytd) dibandingkan akhir tahun lalu, dan menjadi segmen yang paling lambat tumbuh. Sementara pertumbuhan kredit dari debitur korporasi jadi yang paling dalam merosot dengan pertumbuhan negatif 2,23% (ytd).


Baca Juga: Manjakan nasabah pengusaha, Mandiri Syariah luncurkan tabungan bisnis

“Lantas bagaimana mendorong permintaan kredit korporasi, ini butuh upaya luar biasa. Karena korporasi sangat tergantung pertumbuhan permintaan. Kalau permintaan yang berkaitan dengan barang sekunder, motor mobil, penginapan belum jadi prioritas,” ujarnya, Kamis (12/11) lalu dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR.

Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim pun mengamini bahwa laju kredit memang sedang lesu.

"Permintaan  kredit di sektor perbankan masih dalam proses pemulihan, sejalan dengan berlanjutnya pandemi yang membatasi mobilitas dan mempengaruhi iklim bisnis," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (13/11). 

Baca Juga: Mau tempatkan dana di deposito? Cermati dulu hal-hal berikut

Sebagai catatan saja, per September 2020 BCA mencatat realisasi kredit sebesar Rp 581,85 triliun. Angka tersebut memang tumbuh negatif 0,6% secara yoy. Kemudian secara ytd juga mengalami perlambatan sekitar 3,6%. 

Editor: Tendi Mahadi