KONTAN.CO.ID - WANGI-WANGI. Pelan-pelan tangan Hidayah, seorang dive master, menarik tangan penyelam lain untuk segera menuju permukaan. Hidayah tahu betul, keindahan dan keanekaragaman bawah laut Wakatobi sering kali memabukkan wisatawan. Warna-warni soft coral yang begitu banyak serta ikan-ikan kecil beraneka jenis yang seolah asyik mengelilingi penyelam acap bikin lupa waktu. Bermodal tabung scuba terisi penuh 200 bar-220 bar, menyelam di kedalaman 15 meter dengan pernafasan normal, batas waktu 40 menit terasa begitu singkat. Titik menyelam (spot diving) yang acap bikin penyelam terlena itu bernama Mari Mabuk di Tomia, Wakatobi.
Keindahannya pun telah diakui dunia sebagai The Little of Paradise in the World. Kini, Wakatobi digadang-gadang menjadi satu dari 10 Bali baru. "Selama ini saya mengetahui keindahan Wakatobi dari internet. Ini yang kemudian membawa saya untuk datang," ujar Julian, turis asal Prancis, kepada Tim Jelajah Ekonomi Pariwisata KONTAN. Wakatobi sendiri berasal dari akronim nama empat pulau besar, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Ada banyak tujuan berlibur di empat pulau ini. Selain pariwisatanya, tentunya juga harus dikembangkan faktor pendukungnya seperti infrastruktur," ujar Bupati Wakatobi Arhawi. Menurutnya, Wakatobi harus terus bersolek mempercantik diri demi menarik pelancong lebih banyak lagi. Hitungan Arhawi, butuh dana sekitar Rp 5 triliun sampai Rp 10 triliun untuk mengembangkan wisata Wakatobi. Ini untuk mendesain infrastruktur Wakatobi, pembangunan ikon, dan marketing, katanya. Contohnya, pembangunan jembatan, floating jetty, dan jalan. Dengan karakter geografis Wakatobi yang berupa gugusan kepulauan, infrastruktur sangatlah vital.