Merasa gerah beberapa hari terakhir? Ini penjelasan BMKG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab rasa gerah yang dialami warga terutama Jabodetabek beberapa hari terakhir. 

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal menyampaikan, suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi. 

Baca Juga: Ada prediksi gelombang tinggi di Pantai Selatan, nelayan evakuasi kapal


“Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah,” ujar dia melalui keterangan tertulis, Selasa (26/5) siang. 

“Udara panas gerah juga lebih terasa bila hari menjelang hujan, karena udara lembap melepas panas laten dan panas sensibel yang menambah panasnya udara akibat pemanasan permukaan oleh radiasi matahari,” ujar Herizal. 

Di sisi lain, suasana gerah menandakan bahwa suatu wilayah hendak memasuki musim kemarau. Selama bertahun-tahun, periode April-Mei menjadi salah satu periode dengan suhu tertinggi di Indonesia, selain saat puncak kemarau pada Oktober-November. 

Baca Juga: Hujan ringan berpotensi mengguyur Jakarta siang ini, waspadai kilat dan petir

Berdasarkan pantauan BMKG, sekitar 35 persen wilayah zona musim di Indonesia baru saja memasuki musim kemarau pada pertengahan Mei lalu. 

Editor: Tendi Mahadi