Meski terus tertekan, pasar obligasi Indonesia dinilai masih punya prospek menarik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persebaran virus corona yang semakin meluas meningkatkan kekhawatiran para pelaku pasar. Tak ayal berbagai instrumen investasi pada akhirnya mengalami tekanan, termasuk pasar surat utang.

Tertekannya pasar surat utang di Indonesia dapat dilihat dari pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang cenderung berada dalam tren negatif. Pada 5 Maret silam, ICBI sempat berada di level tertingginya yakni 286,40. Namun selepas itu terus terjun bebas dan berada di level 263,84, level terendahnya dalam enam bulan terakhir pada 24 Maret kemarin.

Kabar baiknya, tiga hari terakhir ICBI menguat dan pada Jumat (27/3) sudah berada di level 268,19. Namun, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengaku kondisi pasar saat ini akan fluktuatif. Sehingga tidak ada jaminan rally penguatan ICBI akan bertahan lama.


Baca Juga: Analis ini menilai penerbitan recovery bond tak berikan dampak signifikan, kenapa?

“Dampak terhadap efek ekonomi dan penanganan wabah corona terutama di Amerika Serikat akan menjadi patokan bagi pergerakan pasar. Tapi kalau bicara peminat untuk obligasi, sebenarnya akan selalu ada baik dari perorangan, institusi, lokal dan asing,” terang Rudiyanto ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/3).

Analis Indonesia Bond Price Agency (IBPA) Lili Indarli juga menyatakan instrumen obligasi masih dipandang menarik pada tahun ini. Memang untuk saat ini Lili menyebut return tahun berjalan obligasi masih negatif. Tapi ia optimistis setelah virus corona mereda, potensi pasar obligasi mencatat return positif masih terbuka lebar.

Editor: Herlina Kartika Dewi