Miliarder China Ini Telah Kehilangan Lebih dari 90% Kekayaannya, Apa yang Terjadi?



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketua pengembang real estat China ini telah mengalami penurunan atas nilai kekayaannya dari US$ 42 miliar menjadi US$ 3 miliar. Kondisi ini terjadi akibat pasar properti China yang sebelumnya panas mengalami perlambatan.

Melansir Fortune, Hui Ka Yan pernah menjadi salah satu orang terkaya di China, serta terlibat dalam politik tingkat tinggi. 

Akan tetapi menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan sang maestro properti telah berubah, dengan kekayaan pribadinya anjlok hingga 93%.


Hal tersebut terjadi setelah dirinya mengalami beberapa tahun yang penuh gejolak untuk perusahaan konglomeratnya, China Evergrande. 

Bisnis ini adalah pengembang yang paling banyak berutang di dunia dan selama bertahun-tahun telah berusaha mendapatkan uang tunai untuk membayar kembali kewajibannya sebesar US$ 300 miliar.

Meskipun Hui, juga dikenal sebagai Xu Jiayin dalam bahasa Mandarin, menggunakan kekayaan pribadinya untuk menopang merek dengan menjual rumah dan jet, namun perusahaan tersebut masih gagal membayar obligasi dolar AS pada Desember 2021. 

Baca Juga: Ini Langkah China Selamatkan Sektor Propertinya

Perusahaan telah berjanji untuk memberikan rencana restrukturisasi utang pada Juli tahun lalu, menetapkan bagaimana cara membayar kembali kreditur, pemasok, dan investor, tetapi gagal melakukannya.

Pada bulan Januari tahun lalu, grup tersebut juga menangguhkan perdagangan sahamnya di bursa saham Hong Kong di tengah laporan bahwa mereka telah diperintahkan untuk merobohkan sejumlah blok apartemen yang sedang dikembangkan di provinsi Hainan selatan China.

Evergrande telah membangun 39 gedung apartemen mewah di kota Danzhou di provinsi Hainan selatan di Ocean Flower Island. Ini merupakan proyek pembangunan yang dibuat dari tiga petak tanah reklamasi yang berbentuk seperti bunga. 

Baca Juga: Evergrande Jual Saham Shengjing Bank Senilai US$ 1,05 Miliar Kepada Perusahaan Negara

Namun, pihak berwenang China dilaporkan memerintahkan Evergrande untuk menghancurkan 39 gedung apartemen dalam 10 hari ke depan setelah Evergrande diduga mendapatkan izin bangunan melalui cara yang “melanggar hukum”.

Kondisi itu terjadi di tengah perlambatan yang lebih luas di pasar real estat negara itu karena pasar perumahan mencatat penurunan harga selama 11 bulan berturut-turut pada Agustus 2022.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie