Miliarder termuda di Tiongkok lewat bisnis e-commerce (1)



Tiongkok mencetak cukup banyak perusahaan e-commerce raksasa yang mendominasi perdagangan online dunia. Alibaba menjadi contoh manis perjalanan e-commerce yang sukses di negara itu. Bahkan, Alibaba mampu mendorong e-commerce lain bermunculan. Salah satu e-commerce yang ikut menyesap gurihnya pasar ini adalah Pinduoduo. Perusahaan ini membawa Colin Huang menjadi miliarder termuda di Tiongkok dengan kekayaan US$ 8,93 miliar.

Tren e-commerce beberapa tahun terakhir memunculkan milliader baru. Tak hanya Jack Ma dengan Alibaba dan Jeff Bezos dengan Amazon.com, beberapa miliader baru seperti Colin Huang juga sukses lewat bisnis e-commerce yang berkembang di China.

Satu tambang emas yang dimiliki pria kelahiran tahun 1980 asal Tiongkok ini adalah kepemilikan 47% saham di perusahaan e-commerce Pinduoduo. Huang merupakan founder dan juga chief executive officer (CEO) di perusahaan tersebut.


Pinduoduo adalah platform e-commerce China yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam transaksi pembelian grup, sebagian besar melalui aplikasi WeChat milik Tencent Holdings Ltd., sebuah perusahaan media sosial dan game terbesar China. Tencent kini merupakan investor utama Pinduoduo.

Valuasi Pinduoduo saat ini sebesar US$ 14 miliar. Dengan valuasi ini, Huang tak hanya berhasil menduduki daftar 164 orang kaya di dunia tetapi juga masuk ke kelompok 13 orang terkaya di Tiongkok dengan nilai kekayaan US$ 8,93 miliar.

Majalah Forbes juga menobatkan pria berusia 38 tahun ini sebagai taipan termuda di bisnis teknologi di Tiongkok. Sebelum mendirikan Pinduoduo, Huang tercatat sebagai pendiri perusahaan startuup Ouku.com.

Di Tiongkok, Colin Huang dikenal karena ikut andil dalam ekspansi Google di negeri Tirai Bambu ini. Sebelum memutuskan sebagai pengusaha di bidang teknologi, Huang merupakan insinyur peranti lunak Google.

Meski baru berdiri pada tahun 2015, perkembangan bisnis Pinduoduo sangat pesat. Baru dua tahun berdiri, pada akhir 2017, perusahaan ini mencatat keuntungan sebesar US$ 278 juta.

Editor: Tri Adi