Minim ekspansi, bank tak rebutan dana mahal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Strategi menahan ekspansi kredit di tengah pandemi  membuat likuditas perbankan cukup tebal. Alhasil kini sejumlah bank juga tak mau jor-joran menawarkan suku bunga simpanan yang tinggi untuk menopang likuditasnya. 

Dari catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juni 2020 loan to deposit ratio (LDR) perbankan telah berada pada level 88,64%, menurun jauh dibandingkan posisi pada kuartal I-2020 sebesar 92,55%. Sementara pertumbuhan kredit juga terus merorot menjadi 1,49%, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,95%.

“Rate kami tertinggi saat ini sebesar 4,25%, nampaknya hingga akhir tahun tren bunga simpanan yang rendah juga masih akan berlanjut,” kata Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Hery Gunardi kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8).


Baca Juga: Saham-saham ini dinilai punya valuasi murah, simak rekomendasinya

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) Lani Darmawan yang menyatakan pertumbuhan deposito perseroan justru tak mengalami pertumbuhan. Hingga Juni 2020, simpanan deposito mencatat pertumbuhan negatif 4,47% (ytd) menjadi Rp 62,04 triliun. Meski demikian secara total DPK perseroan masih tumbuh 5,18% (ytd) menjadi Rp 171,45 triliun. 

“Kami memang lebih fokus menghimpun dana murah dengan pertumbuhan 18% (yoy), kini rasio CASA kami juga sudah mencapai 61%. Sementara deposito memang cenderung turun,” kata Lani kepada Kontan.co.id. 

Penurunan tersebut sejatinya wajar, lantaran sepanjang 2020, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga telah empat kali memangkas tingkat bunga penjaminannya masing-masing sebesar 25 bps, sehingga kini LPS rate berada pada level 5,25%.

Editor: Handoyo .