KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada wilayah timur Indonesia menemui tantangan pada minimnya demand atau permintaan listrik dalam jumlah besar khususnya sektor industri. Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengungkapkan rendahnya kebutuhan listrik membuat potensi EBT yang potensial di kawasan Indonesia Timur sulit dioptimalkan. "Kebutuhan energi di kawasan itu yang relatif rendah menyebabkan pemanfaatan energi terbarukan tidak bisa berkembang," kata Surya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/3). Surya menambahkan, tantangan pengembangan EBT juga muncul dari minimnya infrastruktur termasuk infrastruktur ketenaglistrikan. Oleh karena itu, Surya menilai langkah opsional yang bisa ditempuh yakni dengan mengubah pola perencanaan pembangunan kawasan seperti kawasan ekonomi dan kawasan industri.
Minimnya permintaan listrik jadi tantangan pengembangan EBT di timur Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) pada wilayah timur Indonesia menemui tantangan pada minimnya demand atau permintaan listrik dalam jumlah besar khususnya sektor industri. Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma mengungkapkan rendahnya kebutuhan listrik membuat potensi EBT yang potensial di kawasan Indonesia Timur sulit dioptimalkan. "Kebutuhan energi di kawasan itu yang relatif rendah menyebabkan pemanfaatan energi terbarukan tidak bisa berkembang," kata Surya kepada Kontan.co.id, Jumat (5/3). Surya menambahkan, tantangan pengembangan EBT juga muncul dari minimnya infrastruktur termasuk infrastruktur ketenaglistrikan. Oleh karena itu, Surya menilai langkah opsional yang bisa ditempuh yakni dengan mengubah pola perencanaan pembangunan kawasan seperti kawasan ekonomi dan kawasan industri.