Nasihat Nouriel Roubini saat Krisis: Hindari Saham dan Obligasi Jangka Panjang



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Nouriel Roubini memiliki reputasi di Wall Street sebagai ekonom yang sangat pesimistis. Bahkan, dia dijuluki sebagai Dr. Doom alias Bapak Kiamat. 

Melansir Fortune.com, salah satu sebabnya adalah Roubini kerap memprediksi hal-hal buruk mengenai perekonomian dunia. 

Tetapi banyak pengamat pasar yang lebih muda lupa bahwa Roubini benar-benar tepat diberikan julukan tersebut pada pertengahan 2000-an. Pada waktu itu, dia mencoba memperingatkan dunia tentang krisis keuangan yang akan datang.


Pada tahun 2006, ketika bank investasi masih secara rutin membuat prediksi bullish tentang ekonomi AS, Roubini memberi tahu siapa pun yang mau mendengarkan bahwa kegagalan dalam sektor perumahan AS sedang dalam perjalanan.

Pandangan bearish-nya ditampilkan dalam makalah Dana Moneter Internasional (IMF) tahun itu, bersama dengan ekonom lain yang membuat perkiraan yang jauh lebih positif. 

Makalah ini menceritakan bagaimana Roubini mengatakan kepada sekelompok 300 staf IMF pada pertemuan di Washington D.C. bahwa kehancuran perumahan AS pada akhirnya akan menyebabkan resesi global yang mendalam.

Baca Juga: Robert Kiyosaksi Ingatkan Keruntuhan Ekonomi AS dan Investasi yang Paling Aman

"Ketika Amerika Serikat bersin, seluruh dunia menjadi dingin," katanya, dengan alasan bahwa bahkan penurunan suku bunga Federal Reserve tidak akan menyelamatkan kondisi tersebut.

Tentu saja, Roubini benar. Pasar perumahan AS mulai goyah pada tahun 2007, yang akhirnya memicu Krisis Keuangan Hebat setahun kemudian, dan The Fed tidak dapat menyelamatkan pasar.

Jadi mungkin masuk akal untuk memperhatikan peringatan Roubini tentang malapetaka ekonomi yang akan datang kali ini, bahkan jika itu bisa sedikit berulang.

Roubini sebelumnya berpendapat bahwa ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi yang dalam pada akhir tahun ini. Lebih jauh, dia menyebut mereka yang percaya bahwa ekonomi AS akan mengalami "soft landing" alias "pendaratan lunak" kemungkinan mengalami "delusi."

Baca Juga: Ancaman Ini Bikin Warren Buffett Sulit Tidur di Malam Hari, Apakah Itu?

Sekarang, ekonom itu mengklaim bahwa AS tengah menuju krisis stagflasi yang tidak pernah kita lihat sebelumnya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie