NATO: Sebagai aliansi, kami perlu merespons China yang semakin dekat



KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin (14 Juni) mengatakan, kehadiran militer China yang berkembang dari Baltik hingga Afrika membuat aliansi Atlantik Utara harus siap. 

"China semakin dekat dengan kami. Kami melihat mereka di ruang siber, kami melihat China di Afrika, tetapi kami juga melihat China berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur penting kami sendiri," katanya, merujuk pada pelabuhan dan jaringan telekomunikasi.

"Kita perlu merespons bersama sebagai aliansi," tegas Stoltenberg, seperti dikutip Reuters.


Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada pemimpin NATO, pertahanan Eropa, Turki, dan Kanada adalah "kewajiban suci" bagi Amerika Serikat.

Baca Juga: Galangan dukungan lawan China dan Rusia, Biden: NATO sangat penting bagi kami

Pernyataan Biden ini sebuah perubahan yang nyata dari ancaman pendahulunya Donald Trump untuk menarik diri dari NATO.

Tiba di Brussel dari KTT G7 di Inggris, Biden kembali berusaha menggalang sekutu Barat untuk mendukung strategi AS untuk menahan kebangkitan militer China serta menunjukkan persatuan dalam menghadapi agresi Rusia.

“Pasal Lima adalah kewajiban suci,” kata Biden mengacu pada janji pertahanan kolektif aliansi transatlantik, seperti dilansir Reuters. "Saya ingin seluruh Eropa tahu bahwa Amerika Serikat ada di sana".

"NATO sangat penting bagi kami," tegas Biden, yang berusaha memperbaiki hubungan setelah Trump menghina aliansi bersenjata nuklir selama empat tahun terakhir dan apa yang Trump katakan sebagai anggota "nakal".

Baca Juga: Kirim pesan ke China, kelompok serang kapal induk Inggris menuju Laut China Selatan

Editor: S.S. Kurniawan