KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, kemampuan bank untuk mencetak laba alias profitabilitas terus menyusut. Pasalnya, saat ini penyaluran kredit perbankan memang terbilang lesu lantaran jumlah permintaan kredit baru yang sepi, ditambah risiko kredit yang tinggi membuat bank semakin berhati-hati dalam memberikan kredit. Praktis, hal ini membuat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan mengalami penurunan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2020 posisi NIM perbankan ada pada level 4,43%. Kabar baiknya posisi ini terbilang cukup stabil kalau dibandingkan dengan periode satu bulan sebelumnya. Hanya saja, posisi NIM menurut perbankan akan terus melandai seiring belum pulihnya ekonomi. Tanda-tanda itu bisa dilihat dari realisasi penyaluran kredit perbankan di bulan September 2020 yang hanya naik 0,12%. Posisi itu turun dari bulan Agustus 2020 yang masih naik 1,04%.
NIM perbankan diramal terus menyusut, ini penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam situasi pandemi Covid-19, kemampuan bank untuk mencetak laba alias profitabilitas terus menyusut. Pasalnya, saat ini penyaluran kredit perbankan memang terbilang lesu lantaran jumlah permintaan kredit baru yang sepi, ditambah risiko kredit yang tinggi membuat bank semakin berhati-hati dalam memberikan kredit. Praktis, hal ini membuat margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan mengalami penurunan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2020 posisi NIM perbankan ada pada level 4,43%. Kabar baiknya posisi ini terbilang cukup stabil kalau dibandingkan dengan periode satu bulan sebelumnya. Hanya saja, posisi NIM menurut perbankan akan terus melandai seiring belum pulihnya ekonomi. Tanda-tanda itu bisa dilihat dari realisasi penyaluran kredit perbankan di bulan September 2020 yang hanya naik 0,12%. Posisi itu turun dari bulan Agustus 2020 yang masih naik 1,04%.