Omicron dan Cuaca Buruk Sebabkan 7.000 Penerbangan Dibatalkan Saat Akhir Pekan Natal



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sebuah situs web pelacakan melaporkan pada Minggu (26/12/2021), lebih dari 7.000 penerbangan telah dibatalkan di seluruh dunia selama akhir pekan Natal yang panjang dan ribuan lainnya ditunda. 

Pembatalan penerbangan tersebut disebabkan karena varian virus corona Omicron yang sangat menular. Hal ini tentunya menyebabkan kerugian besar bagi jutaan orang saat musim liburan.

Melansir The Straits Times yang mengutip AFP, di Amerika, cuaca buruk memperparah kekacauan perjalanan di Amerika Serikat, dengan badai diperkirakan akan menimbulkan malapetaka di jalan raya di barat negara itu.


Menurut Flightaware.com, lebih dari 2.000 penerbangan dibatalkan pada hari Minggu - termasuk lebih dari 570 yang berasal dari, atau menuju, bandara AS. Lebih dari 4.000 penundaan penerbangan dilaporkan.

Baca Juga: Khawatir Penyebaran Omicron Meluas, Maskapai AS Batalkan 1.000 Penerbangan

Data yang dihimpun AFP menunjukkan, awak pesawat dan staf darat jatuh sakit atau dikarantina setelah terpapar Covid-19, memaksa Lufthansa, Delta, United Airlines, JetBlue, Alaska Airlines, dan maskapai lain untuk membatalkan penerbangan selama periode perjalanan puncak.

Lebih dari 2.800 penerbangan dibatalkan di seluruh dunia pada hari Sabtu, termasuk lebih dari 990 yang berasal dari atau menuju ke bandara AS, dengan lebih dari 8.500 penundaan. 

Data Flightaware menunjukkan United membatalkan sekitar 200 penerbangan pada hari Jumat dan hampir 250 pada hari Sabtu – sekitar 10% dari yang dijadwalkan.

"Lonjakan nasional dalam kasus Omicron minggu ini berdampak langsung pada awak penerbangan kami dan orang-orang yang menjalankan operasional kami," kata United dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

Baca Juga: Waspada, Kasus Omicron di Indonesia Bertambah Lagi 27 Orang, Total Kini Ada 46 Kasus

Delta membatalkan 310 penerbangan pada hari Sabtu dan lebih dari 100 penerbangan lagi pada hari Minggu, dengan mengatakan telah "menghabiskan semua opsi dan sumber daya".

"Kami meminta maaf kepada pelanggan kami atas keterlambatan rencana perjalanan liburan mereka," kata perusahaan itu.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie