Optimis bisnis membaik, begini rencana bisnis SCG di Indonesia tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. SCG optimistis pada prospek bisnis di Indonesia tahun ini. Tahun ini, SCG  percaya bisa membukukan pertumbuhan kinerja baik dari sisi top line maupun bottom line untuk bisnisnya di Indonesia.

President Director PT SCG Indonesia, Pathama Sirikul mengatakan, SCG Indonesia telah menyiapkan strategi untuk mencetak kinerja yang lebih baik pada tahun ini. Di samping itu, program vaksinasi dan pemulihan ekonomi pada tahun ini juga diharapkan bisa menjadi katalis yang berdampak positif bagi bisnis SCG di Indonesia.

Seperti diketahui, sebelumnya beberapa lembaga internasional memperkirakan Indonesia bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini. Merujuk kepada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya (28/1), Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2021 sebesar 5,3%,  sementara International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 4,8%.


Prediksi lembaga lainnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada di kisaran 4,0% hingga 6,1%.

Baca Juga: Pefindo pertahankan peringkat obligasi berkelanjutan TPIA di idAA-

“Pertumbuhan ekonomi sebesar 4%-5% merupakan hal yang memungkinkan untuk dicapai. Kami percaya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berdampak positif bagi bisnis SCG,” kata Pathama dalam sesi wawancara virtual yang berlangsung pada Senin (1/2).

Sedikit informasi, SCG memiliki 3 kegiatan usaha utama di Indonesia, yaitu bisnis semen dan material bahan bangunan atawa cement-building  materials (CBM), kimia, dan kemasan. Berdasarkan Berdasarkan laporan pada Kuartal IV/2020, SCG memiliki total aset senilai Rp 40,30 triliun di Indonesia.

Lini bisnis SCG membentang dari hulu hingga hilir. Pada lini bisnis kemasan misalnya, SCG melalui entitas PT. Fajar Surya Wisesa Tbk memproduksi kertas kraft (craft paper) di tingkat hulu dan juga memproduksi kemasan boks di tingkat hilir. Begitu juga di bisnis kimia, SCG memproduksi resin di tingkat hulu dan juga memproduksi pipa pvc di tingkat hilir.

Target pasar SCG di Indonesia menyasar pelanggan institusi (business-to-business/B2B) maupun pelanggan ritel (business-to-csutomer/B2C) melalui jaringan ritel seperti Mitra10 maupun platform online.

Baca Juga: Asing Rajin Akumulasi Saham ROTI, PZZA dan CSAP, Layak Diikuti?

Tahun lalu, SCG mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,10 triliun dari bisnisnya di Indonesia. Pendapatan tersebut didapat dari produk-produk yang diproduksi di Indonesia maupun dari produk yang diimpor dari Thailand lalu kemudian dijual di Indonesia.

Sebagian besar pendapatan didapat dari lini bisnis kemasan dengan porsi sekitar 50-55%. Sementara itu, lini bisnis CBM menyumbang sekitar 30-an% dari total pendapatan, sedangkan sisanya datang dari lini bisnis kimia.

Pathama berujar, SCG bakal memaksimalkan pemanfaatan kanal omnichannel untuk memacu penjualan pada tahun ini. Strategi ini dilakukan untuk beradaptasi dengan perubahan kebiasaan pelanggan dalam berbelanja di tengah pandemi Covid-19. Hal ini akan diterapkan misalnya pada lini bisnis CBM.

SCG percaya, kebutuhan akan material bahan bangunan akan selalu ada di tengah pandemi, hanya saja sebagian pelanggan cenderung enggan keluar rumah untuk berbelanja menimbang situasi pandemi Covid-19.

Editor: Noverius Laoli