KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat (rating) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi stabil dari sebelumnya negatif sehubungan dengan ekspektasi kinerja keuangan yang lebih stabil. Pefindo menyebut, emiten tambang pelat merah ini telah mengurangi penjualan emas ekspor dan fokus pada pasar ritel domestik yang marginnya lebih tinggi. Menurut Pefindo, dengan fokus penjualan emas dalam gramasi kecil, ANTM dapat menjangkau basis nasabah ritel yang lebih luas mengingat harga emas yang lebih terjangkau. Kondisi pendemi Covid-19 juga memicu kenaikan permintaan emas sebagai tujuan investasi yang dianggap lebih aman (safe haven). Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, tren harga emas hingga akhir tahun diproyeksikan akan stabil seperti sekarang, yakni di level US$ 1.900 – US$ 2.000 per oz. Dessy memperkirakan, tren ini akan berlanjut hingga semester-I 2021. “Selain dari efek pandemi, investor sekarang cenderung cukup bullish terhadap sektor metal seperti emas dan nikel,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Selasa (15/9).
Outlook Aneka Tambang (ANTM) naik jadi stabil, simak rekomendasi sahamnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat (rating) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi stabil dari sebelumnya negatif sehubungan dengan ekspektasi kinerja keuangan yang lebih stabil. Pefindo menyebut, emiten tambang pelat merah ini telah mengurangi penjualan emas ekspor dan fokus pada pasar ritel domestik yang marginnya lebih tinggi. Menurut Pefindo, dengan fokus penjualan emas dalam gramasi kecil, ANTM dapat menjangkau basis nasabah ritel yang lebih luas mengingat harga emas yang lebih terjangkau. Kondisi pendemi Covid-19 juga memicu kenaikan permintaan emas sebagai tujuan investasi yang dianggap lebih aman (safe haven). Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu mengatakan, tren harga emas hingga akhir tahun diproyeksikan akan stabil seperti sekarang, yakni di level US$ 1.900 – US$ 2.000 per oz. Dessy memperkirakan, tren ini akan berlanjut hingga semester-I 2021. “Selain dari efek pandemi, investor sekarang cenderung cukup bullish terhadap sektor metal seperti emas dan nikel,” terang Dessy kepada Kontan.co.id, Selasa (15/9).