Paling cepat, Bumi Resources dapat memproduksi di tambang Dairi pada akhir tahun 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan mengembangkan proyek pertambangan seng dan timah di Dairi, Sumatera Utara. Pertambanagn ini dikembangkan melalui anak usahanya, PT Dairi Prima Mineral (DPM).

Sebelumnya, saham DPM dimiliki 80% oleh BRMS, dan 20% sisanya dipunyai oleh PT Aneka Tambang (Antam). Pada permulaan tahun ini, 20% saham Antam di DPM terebut diambil alih seluruhnya oleh BRMS seharga US$ 57,21 juta.

Kemudian, pada September lalu, BRMS menjual 51% saham DPM ke NFC China. Nilai dari penjualan saham itu sebesar US$ 198 juta, yang akan digunakan untuk mengelola neraca perusahaan. Termasuk dialokasikan untuk mengembangkan proyek pertambangan perusahaan, khususnya seng di Dairi, serta proyek pertambangan emas dan tembaga di Sulawesi.


Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk membayar 20% saham yang dibeli dari Antam. “Dari hasil penjualan itu, pada bulan September 2018, sebanyak US$ 22 juta dipakai untuk pembayaran pertama kepada Antam, sedangkan sisanya sebesar US$ 35,21 juta akan dibayarkan dengan jangka waktu sekitar dua tahun dari pembayaran pertama,” jelas Herwin W, Director & Investor Relations Bumi Resources Minerals, saat dikonfirmasi Kontan.co.id, Senin (22/10).

Untuk pertambangan di Dairi ini, Herwin bilang, total cadangan (reserve) yang telah tersertifikasi berdasarkan Joint Ore Reserves Committee (JORC) adalah sebesar 11 juta ton bijih. Sedangkan sumber daya (resources) mencapai 25 juta ton bijih dengan grade seng sekitar 11% dan grade timah hitam sekitar 7%.

Herwin mengungkapkan, jumlah cadangan dan sumber daya itu tersebar di tiga tambang, yakni di Anjing Hitam, Lae Jahe dan Basecamp. “Jumlah itu masih dalam bentuk bijih, belum dibagi-bagi dalam senk dan timah hitam. Sedangkan yang pertama kali akan dikembangkan adalah di Anjing Hitam,” ungkapnya.

Sementara untuk target produksi, Herwin menyebut bahwa pihaknya mematok target pada tahun 2021, meskipun tidak menutup kemungkinan produksi itu akan lebih cepat pada akhir tahun 2020. 

Editor: Handoyo .