Paling umum terjadi, ini 3 masalah kesehatan mental



KONTAN.CO.ID - Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Berikut ini adalah kondisi masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi.

Hari Kesehatan Mental Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan menyebarkan edukasi tentang masalah kesehatan mental di seluruh dunia. 

Di tahun ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema Perawatan kesehatan mental untuk semua: mari kita wujudkan pada Hari Kesehatan Mental Sedunia. 


Dirangkum dari laman resmi Kementerian Kesehatan, kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin seseorang berada dalam keadaan tentram dan tenang.

Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.

Penyakit mental bisa menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja. 

Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental. Berikut adalah tiga jenis kondisi masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi:

Baca Juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, ini tips menjaga kesehatan mental di tengah pandemi

Stres

Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental. Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung.

Stres juga bisa mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu depresi. Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.

Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami stres, di antaranya masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari solusinya.

Berikut adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:

  • Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan orang lain.
  • Enggan makan atau makan secara berlebihan.
  • Marah-marah, dan terkadang sulit mengendalikan kemarahannya.
  • Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Baca Juga: Jika Anda Mengalami Stres, Sebaiknya Hindari 5 Makanan Ini

Berikut masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:

  • Gangguan tidur
  • Lelah
  • Sakit kepala
  • Sakit perut
  • Nyeri dada
  • Nyeri atau tegang pada otot
  • Penurunan gairah seksual
  • Obesitas
  • Hipertensi
  • Diabetes
  • Gangguan jantung
Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:

  • Belajar menerima suatu masalah yang sulit diatasi atau hal-hal yang tidak dapat diubah.
  • Selalu berpikir positif dan memandang bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
  • Meminta saran dari orang terpercaya untuk mengatasi masalah yang sedang dialami.
  • Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif dalam mencari solusi.
  • Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik relaksasi guna meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
  • Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain dari biasanya guna meningkatkan rasa percaya diri.
  • Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai.
  • Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk membantu orang lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam menghadapi masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah lebih berat dari yang dialaminya.
  • Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan stres, misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau menggunakan narkoba.
  • Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan kuantitas, agar manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.
Baca Juga: 5 Kesalahan Umum dalam Parenting yang Harus Diperbaiki Para Orang Tua