KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga dan prospek pasar nikel yang mentereng menjadi berkah bagi perusahaan yang bergerak di sektor tambang logam ini. Salah satunya PT PAM Mineral Tbk (NICL). Asal tahu saja, PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. NICL memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara dan di Sulawesi Tengah, tepatnya di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir. PAM Mineral menargetkan laba bersih sebesar Rp 103,41 miliar pada 2021. Ini berarti, target laba bersih tersebut melesat 263,46% dari realisasi laba pada tahun 2020 yang hanya Rp 28,45 miliar.
NICL Chart by TradingView Adapun kebijakan NICL dalam aspek pasar adalah tetap menyuplai pelanggan-pelanggan utama, dengan menyasar alternatif industri smelter baru seperti PT Huayue Nickel Cobalt dan PT Gunbuster Nickel Industry. NICL juga telah melakukan sosialisasi produksi dengan pihak Bupati dan juga masyarakat lingkar tambang, serta telah melakukan penambahan beberapa karyawan untuk mendukung kegiatan produksi melalui proses recruitment untuk engineer di bagian mine plan engineer, surveyor, geologist, mine operation, analyst, dan kepala laboratorium. Prospek nikel juga didukung oleh pemerintah yang berencana akan mengembangkan industri dan ekosistem kendaraan listrik melalui pembentukan holding BUMN baterai atau Indonesia Battery Corporation (IBC), bekerjasama dengan produsen mobil listrik dunia yaitu LG Chem yang berasal dari Korea dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) yang berasl dari China. Editor: Herlina Kartika Dewi