Panas, Rusia dan AS saling tuduh telah melanggar perjanjian mata-mata Open Skies



KONTAN.CO.ID - MOSCOW. Rusia membantah tuduhan Amerika Serikat bahwa mereka telah berulang kali melanggar perjanjian mata-mata Open Skies, yang memungkinkan penerbangan pengintaian tidak bersenjata atas negara-negara anggotanya.

Sebaliknya, justru Rusia mengatakan bahwa Washington yang telah melanggar persyaratan pakta tersebut.

Baca Juga: Meski tengah panas, China diklaim siap mengimpor lebih banyak produk pertanian AS


Dilansir dari Reuters, Washington sebelumnya pihaknya akan menarik diri dari perjanjian 35 negara ini dalam waktu enam bulan. Rencana ini menjadi langkah terbaru dari pemerintahan Trump untuk menarik diri dari kesepakatan global dengan sejumlah negara besar lain.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Washington tidak mengutip fakta apa pun untuk mendukung tuduhan yang diberikan terhadap Rusia.

Dia menggambarkan apa yang dia katakan adalah pelanggaran AS terhadap perjanjian tersebut sebagai "flagrant" dan berjanji untuk memberikan bukti terperinci dari mereka kepada negara-negara anggota lainnya.

Baca Juga: Was-was karena anggaran militer China naik, Jepang tuntut penjelasan

"Kami akan menghabiskan lebih banyak waktu berdialog dengan negara-negara ini untuk menunjukkan mengapa Amerika Serikat berbohong dalam klaimnya bahwa Rusia melanggar perjanjian Open Skies," ujar dia.

"Lalu soal mengapa AS sendiri melanggar perjanjian ini, dan apa yang ditawarkan Rusia ke depan,” kata Ryabkov.

Editor: Tendi Mahadi