Pandemi corona menghambat tambahan penyalur program BBM Satu Harga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi corona menimbulkan efek gulir ke sejumlah sektor, termasuk membuat penurunan harga minyak mentah dunia serta melemahkan nilai tukar Rupiah. Di tengah pandemi ini, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memastikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga terus berjalan, meski tambahan penyalur menemui hambatan.

Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar menyampaikan, pembangunan penyalur ada yang mengalami penundaan hingga waktu yang masih belum ditentukan. Sayangnya, Ibnu tidak secara detail menyampaikan alasan penundaan maupun berapa titik penyalur yang menemui kendala.

Baca Juga: BP optimistis proyek Tangguh Train 3 kelar tepat waktu


Hanya saja, Ibnu mengatakan bahwa pihaknya masih mengejar penambahan titik penyalur sesuai rencana awal, sehingga belum ada perubahan target titik penyaluran. Hingga tahun lalu, total penyaluran BBM Satu Harga mencapai 170 titik.

Pada tahun ini pemerintah menargetkan tambahan 83 titik lokasi penyalur. Dengan begitu, target 500 titik BBM satu harga pada tahun 2024 diharapkan tetap akan terkejar.

"Untuk program BBM Satu Harga tetap berjalan, namun pembangunan penyalur ditunda sampai situasi membaik. Sesuai dengan rencana 500 penyalur akan dibangun hingga 2024. Untuk tahun ini belum ada rencana pembatalan pembangunan penyalur," ungkap Ibnu saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (25/3).

Dihubungi terpisah, Direktur BBM BPH Migas Patuan Alfon Simanjuntak mengungkapkan, salah satu kendala penambahan titik penyalur BBM Satu Harga adalah masalah perizinan. Menurutnya, dampak pandemi corona telah memperlambat proses perizinan.

Baca Juga: Asosiasi: Corona hingga pelemahan rupiah berdampak ke proyek panas bumi

"Program BBM Satu harga tetap berjalan, meski demikian dalam hal perizinan karena ada pandemi Covid-19 agak melambat, namun kami rapat jalan terus untuk monitor perkembangannya melalui video conference," ungkap Alfon.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa pihaknya masih mencermati perkembangan terkini perihal dampak yang ditimbulkan Corona. Khususnya mengenai monitoring dari aspek ketersediaan dan pendistribusian BBM.

Editor: Tendi Mahadi