Para Pemilik Baru Bank di Indonesia Sudah Raup Cuan Besar, Ini Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor baru yang mencaplok bank-bank kecil sudah cuan besar. Kenaikan pesat harga saham bank milik menjadi sumber yang mendorong keuntungan itu.

Bankir senior Jerry Ng lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) misalnya hanya mengeluarkan Rp 279,5 miliar mencaplok saham PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Itu terdiri dari Rp 179,39 untuk mengambil alih 454,15 juta saham bank ini atau setara 37,65% pada Desember 2019 dan mengeksekusi sebagai haknya dalam rights issue yang digelar pada Maret 2021 sebesar Rp 100,1 miliar.


Sedangkan Patrick Walujo hanya bermodal Rp 463,1 miliar untuk menguasai 11,6% saham Bank Jago atau sebanyak 1,61 miliar. Itu terdiri dari Rp 63,6 miliar saat akuisisi awal ketika bank masih bermana Bank Artos dan Rp 399 miliar saat rights issue.

Jika mengacu pada harga saham ARTO per 29 Desember 2021 yang ditutup di level Rp 17,125, nilai saham Jerry dengan kepemilikan 4,12 miliar saham mencapai Rp 70,7 triliun dan Patrick Rp 27,7 triliun.

Sementara pengusaha Chairul Tanjung (CT) lewat Mega Corpora hanya mengeluarkan modal Rp1,31 triliun untuk menguasai 10,5 miliar atau 90% saham PT Bank Harda Internasional Tbk  yang kini telah berganti nama jadi PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI).

Harga saham bank ini sudah terbang ribuan persen atau detailnya 4.354% sepanjang tahun ini ke level Rp 7,025 per 29 Desember. Dengan begitu nilai kekayaan CT di bank ini sudah melejit jadi Rp 7,38 triliun.

Nilai investasi Kookmin Bank di PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) juga masih meningkat meskipun harga saham cenderung mengalami penurunan sepanjang tahun ini.

Total investasi yang sudah digelontorkan untuk mengakuisisi saham BBKP mencapai Rp 9,8 triliun. Sementara dengan harga saham Rp 272 per 29 Desember maka investasinya kini sudah bernilai Rp 12,37 triliun.

Editor: Yudho Winarto