Pasca serangan drone, bursa Arab Saudi dan Teluk ikut 'terbakar'



KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pasca serangan drone di kilang minyak utama milik pemerintah Arab Saudi, bursa Arab Saudi dan Teluk ikut 'terbakar' alias memerah. Pada pembukaan market Minggu (15/9), indeks acuan Arab Saudi terperosok dalam. Aksi jual terjadi pasca serangan atas dua kilang di jantung industri minyak Arab Saudi sehari sebelumnya yang menggerus lebih dari separuh produksi minyak Saudi.

Menurut jurubicara kelompok pemberontak Houthi kepada Al Masirah TV, pihaknya bertanggungjawab atas serangan drone tersebut. 

Melansir Reuters, indeks acuan Arab Saudi tercatat merosot 2,3%. Penurunan ini melanjutkan kemerosotan yang terjadi sebelumnya akibat valuasi yang sudah terlalu mahal, rendahnya harga minyak, serta kecemasan mengenai outlook ekonomi. 


Baca Juga: Kenaikan harga minyak akibat serangan drone di Arab hanya sementara

Informasi saja, kenaikan indeks Arab Saudi sepanjang tahun ini terhapus sudah. Berdasarkan data yang dihimpun Reuters, indeks Saudi sudah merosot 18% dari posisi tertingginya di 2019 yang tercapai pada awal Mei di level 9.403. 

Pada Minggu (15/9), indeks tercatat turun 1,8% year to date. 

Kenaikan indeks sebelumnya dipicu oleh masuknya Arab Saudi ke dalam indeks pasar negara berkembang MSCI dan FTSE Russell.

"Tidak ada berita positif yang nyata dengan berakhirnya cerita indeks inklusi," kata Muhammad Faisal Potrik, head of research di Riyad Capital.

Baca Juga: AS bersiap melepas cadangan minyak darurat setelah serangan Saudi

"Bursa Saudi lebih mahal dibandingkan bursa lain di kawasan Timur Tengah dan pasar negara berkembang lainnya, ditambah lagi kinerja perusahaan di kuartal kedua tidak baik," tambah Potrik seperti yang di lansir Reuters.

Pasar saham wilayah Teluk lainnya juga bereaksi negatif terhadap serangan itu. Indeks acuan Kuwait, misalnya, turun 1,1%. Sedangkan indeks saham acuan Dubai jatuh 0,8%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie