KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan (Kalsel) berdampak terhadap pasokan listrik. Banjir di daerah penghasil utama batubara itu membuat ketersediaan setrum sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merosot. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana membeberkan, batubara menjadi energi primer utama penghasil listrik. Di sistem Jawa-Madura dan Bali (Jamali) misalnya, dari rata-rata beban puncak 25 Gigawatt (GW), batubara berkontribusi terhadap 16 GW atau sekitar 65% kebutuhan listrik saat beban puncak. Masalahnya, bencana banjir di Kalimantan dan faktor cuaca seperti curah hujan yang sangat tinggi mempengaruhi pasokan batubara pada awal tahun ini. Rida bilang, hambatan terjadi mulai dari hulu pada produksi pertambangan, pengangkutan, pengapalan, hingga saat bongkar muat.
Pasokan batubara terkendala banjir, ketersediaan listrik ikut merosot
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan (Kalsel) berdampak terhadap pasokan listrik. Banjir di daerah penghasil utama batubara itu membuat ketersediaan setrum sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merosot. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana membeberkan, batubara menjadi energi primer utama penghasil listrik. Di sistem Jawa-Madura dan Bali (Jamali) misalnya, dari rata-rata beban puncak 25 Gigawatt (GW), batubara berkontribusi terhadap 16 GW atau sekitar 65% kebutuhan listrik saat beban puncak. Masalahnya, bencana banjir di Kalimantan dan faktor cuaca seperti curah hujan yang sangat tinggi mempengaruhi pasokan batubara pada awal tahun ini. Rida bilang, hambatan terjadi mulai dari hulu pada produksi pertambangan, pengangkutan, pengapalan, hingga saat bongkar muat.