PDB per kapita turun, Indonesia bisa lebih lama keluar dari middle income trap



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada tahun 2020 minus 2,07% yoy. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tercatat sebesar Rp 15.434,2 triliun. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ditambah ada pertambahan penduduk, maka PDB per kapita pada tahun 2020 mengalami penurunan. 

“PDB per kapita ADHB tercatat Rp 56,9 juta rupiah atau setara US$ 3.911,7. Karena pertumbuhan ekonomi turun dan di sisi lain penduduknya bertambah,” terang Suhariyanto beberapa waktu lalu. 


Baca Juga: DPR menilai holding ultra mikro justru bisa memperkecil jangkauan kredit usaha kecil

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy melihat, penurunan PDB per kapita pada tahun lalu tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang melemahkan aktivitas perekonomian Indonesia di tahun lalu. 

“Karena ini, ada penurunan produksi barang dan jasa di sepanjang tahun akibat dari beragam kebijakan penanggulangan Covid-19, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” jelas Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (8/2). 

Senada dengan Suhariyanto, Yusuf juga melihat penurunan PDB per kapita seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia di tahun 2020 menjadi 270,2 juta jiwa dari 237,6 juta jiwa pada tahun 2010. 

Peningkatan penduduk Indonesia ini tentunya mempengaruhi hasil PDB per kapita karena , perhitungan pendapatan per kapita adalah PDB dibagi dengan total jumlah penduduk. 

Baca Juga: Pemerintah akan suntik modal Rp 42,48 triliun untuk 9 BUMN, ini daftarnya

Lebih lanjut, masih adanya pandemi ini dikhawatirkan mampu menjadi batu sandungan bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

Editor: Tendi Mahadi