Pecah Kebisuan, Pony Ma Puji Rencana Baru Pemerintah China Genjot Sektor Swasta



KONTAN.CO.ID -  BEIJING. Miliarder China dan Pendiri Tencent, Pony Ma Huateng, memuji rencana baru Beijing dalam meningkatkan ekonomi swasta di negara tersebut setelah tindakan keras terhadap perusahaan teknologi.

Pujian Ma itu sekaligus memecah kebisuannya setelah tekanan keras peraturan pemerintah terhadap bisnis media sosial dan game online beberapa tahun terakhir.

Miliarder berusia 51 tahun tersebut jarang membuat pernyataan publik. Pernyataannya ini menjadikannya salah satu pengusaha swasta pertama di negara itu yang memuji rencana aksi 31 poin yang diterbitkan Partai Komunis China dan Dewan Negara pada hari Rabu. Kebijakan ini menawarkan solusi kebijakaN untuk menopang sektor swasta.


Pada pukul 23.00 waktu setempat, hanya beberapa jam setelah dokumen tersebut diumumkan, akun resmi WeChat memposting artikel yang ditulis Ma. Dalam artikel tersebut, Ma mengatakan bahwa rencana tersebut memainkan peran penting dalam menginspirasi dan membimbing pengembangan ekonomi swasta China.

Baca Juga: Kekayaan Orang Super Tajir China Termasuk Jack Ma Menguap Akibat Perlambatan Ekonomi

Ma menulis sebagai perwakilan platform internet China tanpa menyebut Tencent, berjanji untuk melayani sebagai penghubung, kotak alat, dan asisten untuk mewujudkan rencana Beijing dalam mengejar pembangunan ekonomi berkualitas tinggi, membantu memperluas permintaan konsumen dan memperdalam inovasi dalam industri tradisional.

Responsnya yang antusias muncul pasca Tencent, yang pernah berada di jalur untuk menjadi perusahaan pertama di Asia bernilai US$ 1 triliun, dihancurkan oleh tindakan keras China terhadap perusahaan Teknologi Besar, termasuk Alibaba Group Holding, pemilik South China Morning Post.

Saham Tencent telah kehilangan lebih dari setengah nilainya sejak mencapai puncaknya pada awal 2021, dengan lebih dari US$ 500 miliar nilai pasar menguap selama dua tahun terakhir. Saham yang diperdagangkan di Hong Kong ditutup pada HK$ 332,8 pada hari Kamis, secara kasar datar dari hari sebelumnya.

Di bawah pembatasan Beijing pada ekspansi modal yang “irasional”, Tencent, yang dikatakan memiliki “setengah dari sungai dan pegunungan” lanskap teknologi China, harus mengurangi bisnisnya yang luas. Sejak itu, mereka melepaskan sahamnya di raksasa pengiriman China Meituan, serta raksasa e-commerce JD.com.

Pertumbuhan Tencent juga berada di bawah pengawasan regulator antimonopoli China, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar, yang mendenda perusahaan beberapa kali karena gagal melaporkan kesepakatan merger dan akuisisi.

Baca Juga: Perusahaan Milik Jack Ma, Ant Group Luncurkan Bank Digital di Singapura

Pada Juli 2021, agensi memblokir penggabungan Huya dan Douyu – dua platform streaming langsung terbesar di China, keduanya didukung oleh Tencent.

Saat tantangan meningkat, Tencent memangkas lebih dari 4.300 pekerjaan pada tahun 2022.

Editor: Noverius Laoli