Pelaku industri petrokimia terus pantau perkembangan harga minyak mentah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri petrokimia terus memantau perkembangan harga minyak mentah. 

Sekertaris Jenderal Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan pergerakan harga yang ada akan mempengaruhi tindakan-tindakan bisnis pelaku industri petrokimia selanjutnya, termasuk dalam melakukan pembelian bahan baku bagi pelaku yang mengandalkan skema spot pricing.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) bidik kenaikan produksi batubara sebesar 5% tahun ini


Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia terus menunjukkan tren penurunan hingga Senin (9/3) lalu. Harga minyak mentah tercatat bertengger di level US$ 34,36 per barel berdasarkan harga minyak mentah berjangka Brent, dan di level US$ 31,13 per barel berdasarkan West Texas Intermediate (WTI). Harga ini digadang-gadang sebagai level terendah sejak 12 Februari 2016 lalu. 

Sedikit informasi, pergerakan harga minyak harga minyak mentah memang turut mempengaruhi harga bahan baku industri petrokimia. Untuk bahan baku nafta saja misalnya, memiliki pergerakan yang linier dengan pergerakan harga minyak mentah.

Semisal harga minyak mentah mengalami penurunan sebesar 30%, maka harga nafta akan cenderung ikut turun dengan besaran persentase yang sama.Adapun bahan baku sendiri memiliki porsi kontribusi sebesar 70%-80% dalam biaya produksi industri petrokimia.

Asal tahu saat ini minyak mentah dan nafta merupakan dua contoh bahan baku yang paling dominan digunakan dalam industri petrokimia. sebanyak 80% dari kebutuhan bahan-bahan baku tersebut dipasok dari negara-negara di wilayah timur tengah. Sementara sekitar 20% sisanya dipasok dari Amerika Serikat dan Amerika Latin.

Baca Juga: China mulai pulih, harga komoditas logam industri meroket

Editor: Handoyo .