KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melaksanakan ujicoba penggunaan bioavtur 2,4% pada pesawat CN235-220 FTB untuk menempuh penerbangan Jakarta-Bandung pada Rabu (6/10). Upaya ini sebagai bagian dari strategi mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025 serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). “Hari ini sejarah telah tercipta, berkat dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder yang terlibat, penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4% yang telah dinanti Bangsa Indonesia, akhirnya terlaksana menempuh jarak Bandung – Jakarta menggunakan pesawat CN235,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada kegiatan Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-220 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia. Adapun, proses uji terbang ini sebelumnya dilakukan melalui penelitian antara Pertamina Research & Technology Innovation (Pertamina RTI) dan Pusat Rekayasa Katalisis Institut Teknologi Bandung (PRK-ITB) dalam pengembangan katalis “MerahPutih” untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bahan baku bioavtur pada tahun 2012.
Pemerintah lakukan ujicoba bioavtur 2,4%, tempuh penerbangan Jakarta-Bandung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melaksanakan ujicoba penggunaan bioavtur 2,4% pada pesawat CN235-220 FTB untuk menempuh penerbangan Jakarta-Bandung pada Rabu (6/10). Upaya ini sebagai bagian dari strategi mengejar target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025 serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). “Hari ini sejarah telah tercipta, berkat dukungan dan kerjasama seluruh stakeholder yang terlibat, penerbangan perdana menggunakan bahan bakar nabati, campuran Bioavtur 2,4% yang telah dinanti Bangsa Indonesia, akhirnya terlaksana menempuh jarak Bandung – Jakarta menggunakan pesawat CN235,” ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada kegiatan Seremoni Keberhasilan Uji Terbang Pesawat CN235-220 FTB (Flying Test Bed) milik PT Dirgantara Indonesia. Adapun, proses uji terbang ini sebelumnya dilakukan melalui penelitian antara Pertamina Research & Technology Innovation (Pertamina RTI) dan Pusat Rekayasa Katalisis Institut Teknologi Bandung (PRK-ITB) dalam pengembangan katalis “MerahPutih” untuk mengkonversi minyak inti sawit menjadi bahan baku bioavtur pada tahun 2012.