KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) akan kembali menawarkan Surat Berharga Negara seri ORI023. Penawaran akan dimulai pada 30 Juni mendatang. Analis
Fixed Income Sucorinvest Asset Management Alvaro Ihsan menilai, kupon yang ditawarkan dapat disesuaikan dengan tingkat
yield SBN dengan jangka waktu yang sama agar lebih kompetitif. Bahkan, ia melihat kemungkinan kupon akan berada di atas inflasi yang saat ini pada level 4%. Apalagi, lanjutnya, jika melihat dari
fair yield ORI yang saat ini
tradeable rata-rata di atas 5,5%. Sehingga ia memperkirakan minimal kupon akan di level 5,5%.
"Level 5,5% ini kalau di
market sudah yang
time to maturity-nya 0,06, dan kalau untuk 3 dan 6 tahun tentu lebih tinggi," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (26/6).
Baca Juga: Siap-siap! Pemerintah akan Buka Penawaran ORI023 Mulai 30 Juni 2023 Perencana Keuangan sekaligus
Founder Finansia Consulting Eko Endarto juga berpandangan, kupon pada lelang ORI023 akan di atas bunga simpanan dan di bawah bunga pinjaman. Menurutnya, dengan kondisi ini maka angka 5,75%-6,5% adalah besaran kupon yang mungkin dan juga di atas inflasi sebesar 4%. Selain kupon, keduanya menilai investasi di ORI cukup menarik. Sebab instrumen tersebut memiliki beberapa keunggulan. Pertama, investor akan mendapatkan pembayaran bunga
fixed rate yang cenderung lebih tinggi dari bunga deposito secara berkala. Kedua, dijaminkan oleh negara sehingga risiko relatif rendah. Ketiga, dapat diperdagangkan di pasar sekunder. "Investor pemula disebut juga bisa memilih instrumen ini ketika ingin memulai berinvestasi," kata Alvaro. Meskipun begitu, Alvaro mengatakan bahwa investor tetap harus memperhatikan
interest rate risk apabila ingin memperdagangkan ORI sebelum jatuh tempo. Menurutnya, harga obligasi memiliki volatilitas mengikuti arah suku bunga meskipun volatilitas sangat rendah dibandingkan aset lainnya seperti saham. "Investor bisa memperoleh
capital gain atau
capital loss apabila menjual ORI sebelum
maturity," sambungnya.
Baca Juga: Mencari Reksadana yang Rutin Mencetak Cuan Oleh sebab itu, keduanya juga menilai pada lelang kali ini ORI023 dapat terserap dengan baik oleh pasar. Apalagi terlihat lakunya beberapa penerbitan obligasi serta kondisi makro Indonesia yang terus membaik. "Ditambah, inflasi yang rendah maka akan bagus serapannya karena hasilnya lebih tinggi dari inflasi," cetus Eko. Pada seri ORI sebelumnya atau ORI022, pemerintah menetapkan imbal hasil atau kupon sebesar 5,95% yang bersifat tetap per tahun atau
fixed rate. Penetapan imbal hasil ORI022 ini merupakan yang terbesar di antara seri ORI sebelumnya. Masa penawaran ORI022 berlangsung selama 25 hari, dimulai sejak 26 September 2022 dan ditutup pada 20 Oktober 2022. Selama masa itu, ORI022 meraup dana sebesar 13,02 triliun.
Editor: Tendi Mahadi