Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Roti Sembarang, Pilih yang Karbohidratnya Rendah



KONTAN.CO.ID - Berikut daftar roti untuk penderita diabetes yang lebih direkomendasikan.

Roti adalah bahan makanan pokok rumah tangga yang memberikan banyak manfaat bagi tubuh dan mudah untuk dikonsumsi. 

Namun, ketika kita didiagnosis diabetes, mengetahui karbohidrat mana yang boleh dimakan, termasuk roti, mungkin dapat membingungkan.


Penderita diabetes tak bisa sembarang makan roti. Ini karena roti termasuk salah satu makanan dengan indeks glikemik tinggi.

Semakin tinggi indeks glikemik dalam suatu makanan, semakin tinggi pula kemungkinannya untuk menaikkan gula darah.

Bolehkah penderita diabetes makan roti?

Melansir Kompas.com, Seorang dokter spesialis gizi, Dr Kitty Broihier, MS, RD, LD, mengatakan bahwa penderita diabetes dapat makan roti selama itu sesuai dengan rencana makan mereka atau dalam jatah penghitungan karbohidrat mereka. 

"Secara umum, itu berarti memilih sepotong roti yang memiliki 15 gram karbohidrat untuk sandwich," terangnya. 

Baca Juga: Melumpuhkan Asam Urat Tinggi dan Darah Tinggi, 6 Manfaat Pokak yang Kaya Antioksidan

Untuk menempatkan ini ke dalam konteks, dua potong roti setara dengan 24 hingga 30 gram karbohidrat dan setiap porsi adalah sekitar 15 gram karbohidrat. 

Jadi, jika kita makan sandwich, dua irisan itu akan dihitung sebagai dua porsi.

9 Jenis Roti untuk Penderita Diabetes

Berikut adalah 9 jenis roti terbaik untuk disantap oleh penderita diabetes yang wajib Anda ketahui seperti yang dikutip dari Insta Care:

1. Roti gandum utuh

Roti gandum utuh merupakan salah satu jenis roti terbaik bagi penderita diabetes karena memang tinggi serat dan rendah karbohidrat. Serat dalam roti gandum memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga dapat membantu mengatur kadar gula darah. 

Selain itu, roti gandum memiliki indeks glikemik (gi) yang lebih rendah dibandingkan roti putih, sehingga tidak menyebabkan kadar gula darah melonjak dengan cepat.

Baca Juga: Mengenal Bisphenol A dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie