Pengembang menilai peningkatan penyaluran KPA bukan pertanda adanya perubahan tren



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan apartemen selama semester pertama 2018 mengalami pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu tercermin dari data penyeluaran kredit properti yang dirilis Bank Indonesia (BI). Kredit pemilikan rumah susun (KPRS) mencatatkan pertumbuhan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).

Meskipun penjualan apartemen lebih tinggi, sejumlah pengembang memandang data tersebut bukan disebabkan oleh adanya perubahan tren dalam pasar hunian. Sehingga pertumbuhan itu tidak bisa diartikan bahwa hunian vertikal lebih diminati dibandingkan rumah tapak.

Menurut data BI per Juni 2018, KPRS mencatatkan pertumbuhan 26,64% yoy. Dimana KPRS tipe 22 meter persegi (m²)-70 m² mencatatkan pertumbuhan tertinggi hingga 41,66%.


Alvin Andronicus, Assitant Vice President PT Agung Podomoro Tbk (APLN) mengatakan, pertumbuhan penjualan apartemen bukan berarti orang sudah lebih senang tinggal di apartemen dibandingkan rumah tapak.

Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kondisi lahan yang sudah semakin terbatas sehingga pengembang terutama developer baru lebih konsen untuk membangun hunian vertikal.

"Kalan bangun landed, lahannya harus di atas 5 ha untuk bisa dikembangkan secara lengkap. Masalahnya dimana lagi bisa bangun dengan luas tanah yang besar. Sehingga pembangunan apartemen yang terjadi dan banyak pengembang baru yang mengembangkan apartemen dengan lahan terbatas saat ini," kata Alvin di Jakarta, Senin (17/9).

Jumlah landed yang lokasinya strategis dan dekat dengan fasilitas umum sudah semakin terbatas. Akibatnya, orang yang lebih suka tinggal di tengah kota yang lengkap fasilitasnya mau tidak mau memilih untuk beli apartemen. Itu yang menurut Alvin membuat penjualan apartemen menjadi meningkat.

Editor: Handoyo .