Penjelasan rinci soal vaksin Covid-19 dan herd immunity



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Minggu (20/6/2021), 10 juta dosis vaksin Sinovac tiba di Indonesia. Presiden Joko Widodo berharap, kekebalan kelompok atawa herd immunity bisa segera terbentuk di Indonesia. 

Melansir akun Instagram resmi @jokowi, Presiden mengatakan vaksin-vaksin ini diharapkan akan memperkuat upaya pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional. "Sehingga, kekebalan komunal bisa segera tercapai," tulisnya. 

Apa yang dimaksud dengan herd immunity? Berikut penjelasan lengkap mengenai vaksinasi Covid-19 dan herd immunity seperti yang dikutip Kontan dari website resmi Satgas Penanganan Covid-19:    

Apa itu Vaksinasi?


Vaksinasi adalah pemberian Vaksin dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.

Baca Juga: Cara mencegah Covid-19 akibat infeksi virus corona varian Delta yang merajalela

Secara medis, apa risikonya jika kita tidak mendapatkan vaksinasi?

Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. 

Tentu, apabila seseorang tidak mendapatkan vaksinasi maka ia tidak akan memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi tersebut.

Baca Juga: Hati-hati! Gejala Covid-19 mirip flu, masyarakat perlu waspada

Namun, jika suatu saat anak tersebut keluar dari wilayah dengan cakupan tinggi tadi, anak tersebut akan memiliki risiko untuk tertular penyakit karena pada dasarnya ia belum memiliki kekebalan spesifik yang didapat dari imunisasi.

Dalam hal pelaksanaan vaksinasi Covid-19, orang dewasa/lansia yang tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap sesuai jadwal serta mengabaikan protokol kesehatan maka akan menjadi rentan tertular dan jatuh sakit akibat Covid-19.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie