Penjualan ekspor farmasi moncer, begini strategi yang disiapkan sejumlah emiten



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketatnya bisnis farmasi di pasar internasional tidak membuat emiten farmasi dalam negeri ikut tertekan. Sebut saja PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Phapros Tbk (PEHA) yang bisa menjaga pertumbuhan penjualan ke luar negeri. Sementara PT Kalbe Farma (KLBF) justru mencatat penurunan penjualan ekspor.

Direktur Keuangan INAF Herry Triyanto menjelaskan, penjualan luar negeri pada semester I 2019 tumbuh 43,11% year on year dari sebelumnya Rp 3,3 miliar menjadi Rp 4,8 miliar. “Hal ini ditopang oleh permintaan obat di awal tahun lebih baik,” kata Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).

Baca Juga: Holding BUMN Farmasi Belum diputuskan, KAEF dan INAF Sulit Jadi Induk


Kendati demikian, naiknya penjualan ekspor tidak berlaku untuk semua lini obat INAF. Produk ethical memang terjadi penurunan penjualan di semester 1 sampai 100% yoy dari sebelumnya Rp 2,3 miliar di semester I 2018 menjadi Rp 23,07 juta. Herry menjelaskan hal ini disebabkan order pesanan sebenarnya sudah masuk, tapi baru akan di supply semester 2 ini.

Adapun penjualan obat over the counter (OTC) naik sangat tinggi, dari sebelumnya Rp 1,03 miliar di kuartal II 2018 menjadi Rp 4,88 miliar. Herry menyatakan pesanan di segmen produk ini khususnya OBH karena memang masa izin untuk ekspor produk tersebut pendek.

Baca Juga: Asabri Kembali Lepas Portofolio, Kali Ini Giliran Saham INAF yang dijual

Herry menyatakan salah satu strategi INAF untuk meningkatkan ekspor adalah dengan menjual produk eksisting ke pasar baru. Kendati demikian, Herry tidak menjelaskan lebih lanjut pasar baru mana yang akan dijajaki INAF.

Editor: Wahyu T.Rahmawati