Penjualan Selamat Sempurna (SMSM) tertekan, begini penjelasan manajemen SMSM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) mengalami tekanan penjualan di sepanjang kuartal III tahun ini. Penjualan emiten komponen otomotif ini turun 2% year on year (yoy) menjadi Rp 2,78 triliun dari Rp 2,85 triliun di kuartal III 2018.

Mengutip laporan keuangan SMSM per September 2019, segmen filter yang paling dominan berkontribusi pada penjualan konsolidasi, tercatat naik tipis hanya 0,02% menjadi Rp 2,04 triliun.

Adapun pendapatan dari segmen trading tumbuh paling tinggi yakni 7,25% menjadi Rp 704 miliar.


Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) yakin pendapatan dan laba bisa tumbuh 5%-10% di 2020

Namun, penjualan bersih konsolidasi Selamat Sempurna tertekan karena penjualan segmen karoseri atau body maker turun 28,17% yoy menjadi Rp 190 miliar.

Kalau dilihat lebih jauh lagi, SMSM juga mengalami tekanan penjualan baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri. Penjualan domestik turun 2,43% menjadi Rp 947 miliar di kuartal III 2019. Begitu pula dengan penjualan luar negeri (overseas) minus 2,3% menjadi Rp 1,83 triliun.

Direktur Keuangan Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi mengakui, penjualan domestik yang tertekan bisa dilihat dari minusnya penjualan body maker. "Namun, di Oktober dan November 2019 penjualan domestik sudah mulai ada perbaikan dan kelihatannya perolehan kuartal IV bisa lebih baik dari kuartal ketiga," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Jakarta, Selasa (3/12).

Emiten yang orientasi penjualannya ekspor ini turut membukukan penurunan penjualan luar negeri. Andri menyebutkan, tekanan itu akibat kondisi kurs rupiah terhadap dolar jika dibandingkan antara 2018 dan 2019 yang belum menguntungkan SMSM.

Baca Juga: Rebalancing JII dan JII70 bakal pengaruhi reksadana syariah, ini anggotanya

Walaupun membukukan penurunan penjualan bersih, Selamat Sempurna masih bisa menjaga perolehan bottom line atau labanya. Buktinya, laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk SMSM tumbuh 2% yoy menjadi Rp 408 miliar dari sebelumnya Rp 400 miliar di kuartal III 2018.

Editor: Khomarul Hidayat