Penyaluran KPR akan semakin tertekan di triwulan II



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan pandemi Covid-19 terhadap penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) belum terlalu signifikan pada kuartal I 2020 mengingat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) baru dimulai pada Maret. Beberapa bank masih mampu mencatatkan pertumbuhan KPR dua digit di periode tersebut. Tekanan signifikan diperkirakan akan terjadi mulai di kuartal II.

Pertumbuhan kepemilikan hunian bank terutama ditopang oleh KPR subsidi. Data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR, penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) hingga Mei 2020 sudah mencapai Rp 6,37 triliun untuk 63.077 unit rumah atau 61,54% dari anggaran tahun ini sebesar Rp 11 triliun.

Baca Juga: Imbas pandemi, penyaluran kredit ke sektor PHR dan KKB mulai bergerak negatif


Bank BRI tercatat menorehkan pertumbuhan KPR paling tinggi di kuartal I yakni 16,5% menjadi Rp 33,1 triliun. Lalu, CIMB Niaga tumbuh 11,6% menjadi Rp 34,62 triliun. BNI dan BCA masing-masing tumbuh 7,7% dan 7% menjadi Rp 44,64 triliun dan Rp 92,52 triliun. Sedangkan BTN sebagai bank KPR terbesar di Indonesia hanya tumbuh 4,59%, namun khusus KPR subsidinya masih tumbuh 10,5%.

Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga mengatakan, pihaknya bisa menorehkan pertumbuhan dua digit di triwulan pertama karena dampak Covid-19 baru mulai di akhir Maret 2020. "Pada kuartal II, pertumbuhan KPR sangat terdampak Covid-19," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (3/6).

Meski begitu, Lani melihat KPR tahun ini tetap masih memiliki prospek yang baik. Hanya saja, banyak masyarakat saat ini memilih wait and see. Di sisi lain, bank juga lebih ketat dalam melakukan analisis kredit guna menjaga kualitas aset.

CIMB belum merevisi target KPR tahun ini dan masih mengincar pertumbuhan dua digit. Perseroan masih akan terus melihat perkembangan dari dampak Covid-19.

Baca Juga: Bankir pastikan tren penurunan bunga deposito bakal berlanjut

Guna mengejar pertumbuhan, bank ini tetap aktif bekerjasama dengan rekanan developer dan melakukan penawaran kepada nasabah existing, terutama segmen preferred prioritas. "Kami yakin properti masih jadi alternatif investasi yang menguntungkan bagi masyarakat," tambah Lani.

BNI juga saat masih mencermati perkembangan dampak Covid-19 sehingga belum memutuskan revisi target KPR tahun ini. Sebelum pandemi merebak, perseroan membidik pertumbuhan dua digit.

Editor: Tendi Mahadi