KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pemburukan kualitas kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sedang membayangi industri perbankan, tampaknya hal tersebut tak mengurungkan minat bank dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ini tercermin dari nilai penyaluran KUR yang tetap mengucur deras. Seperti diketahui, saat ini rasio kredit bermasalah (NPL) segmen UMKM sedang dalam tren kenaikan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL UMKM periode Mei 2024 berada di level 4,27%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya di level 4,26%. Sementara itu, realisasi penyaluran KUR per 31 Juni 2024 telah mencapai sebesar Rp 141,85 triliun dari target tahun ini yang mencapai Rp 300 triliun. Jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, penyaluran KUR hanya senilai Rp 105,8 triliun.
Baca Juga: Batas Maksimum Pendanaan Produktif Bakal Jadi Rp 10 Miliar, Ini Kata Sejumlah Pemain Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius bilang pemerintah terus mendorong percepatan penyaluran KUR. Hal tersebut dilakukan melalui koordinasi antar stakeholder dan melakukan evaluasi atas atas hambatan-hambatan yang dialami pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, Yulius bilang kualitas kredit KUR juga terlihat mulai membaik. Sebagai gambaran, data dari Kemenko Bidang Perekonomian mencatat NPL KUR periode Mei 2024 kembali di angka 2,16% setelah pada periode Oktober 2023 sempat mencapai 2,63%. “Untuk mendorong peningkatan penyaluran KUR, Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan beberapa langkah seperti sosialisasi KUR di berbagai daerah baik secara offline maupun secara online,” ujar Yulius. General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Sunarna Eka Nugraha bilang di BNI sendiri penyaluran KUR nya telah mencapai Rp 6,9 triliun. Artinya, itu baru sekitar 38% dari total target yang dimiliki BNI mencapai Rp 18 triliun.
Baca Juga: OJK Akan Wajibkan Lembaga Keuangan Biayai UMKM Ia mengungkapkan pihaknya tetap optimis untuk menyalurkan KUR di 2024 sesuai dengan alokasi yang diberikan Pemerintah. Di mana, BNI juga tidak sedang menghentikan sementara penyaluran KUR. “NPL KUR BNI posisi 30 Juni 2024 mengalami tekanan dibandingkan tahun 2023, berada pada posisi 3,2%,” ujar Sunarna. Meski demikian, Sunarna menegaskan pihaknya telah menerapkan beberapa strategi dalam rangka perbaikan kualitas kredit khususnya untuk KUR. Misalnya, BNI akan fokus pada pengelolaan Loan at Risk dengan fokus pada mapping kondisi debitur untuk memberikan penanganan yang tepat. Tak hanya itu, BNI juga akan menyasar pasar tertentu untuk KUR dengan fokus menggarap value chain korporasi, nasabah potensial, digital ecosystem, dan mitra kerjasama.
Tak mau kalah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk juga terus mengakselerasi penyaluran kredit kepada segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Sepanjang Januari hingga Mei 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 76,4 triliun atau setara dengan 46,33% dari total kuota penyaluran KUR BRI untuk tahun 2024 yakni sebesar Rp 165 triliun.
Baca Juga: OJK Akan Wajibkan Lembaga Keuangan Biayai UMKM Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari bilang penyaluran KUR yang terus tumbuh, ini diimbangi dengan kualitas kredit KUR yang tetap baik. Hal tersebut tercermin dari NPL KUR BRI yang terjaga di kisaran 2%. “Perseroan telah memiliki strategi untuk menjaga NPL KUR BRI. Di antaranya melalui penyaluran kredit secara
selective growth, mendorong peningkatan recovery rate, serta melakukan monitoring pinjaman secara ketat, baik online maupun offline,” ujarnya.
Editor: Noverius Laoli