Perang dagang dengan AS masih panas, cadangan devisa China amblas Rp 126 triliun



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Cadangan devisa China turun US$ 9 miliar atau sekitar Rp 126 triliun (1 US$=Rp 14.000) pada November 2019 menjadi US$ 3,096 triliun. Penurunan cadangan devisa China yang melebihi proyeksi ini menunjukkan China tetap terkunci dalam negosiasi mengenai perjanjian perdagangan sementara dengan Amerika Serijat.

Analis yang disurvei Reuters memperkirakan cadangan devisa China akan turun US$ 4 miliar menjadi US$ 3,101 triliun pada November 2019.

Baca Juga: Trump meminta Bank Dunia berhenti memberi pinjaman ke China


Meskipun ekonomi Tiongkok melambat dan meningkatnya perang perdagangan AS-Cina, cadangan devisa China telah meningkat secara bertahap sejak akhir 2018. Cadangan devisa meningkat dibantu kontrol modal yang ketat dan meningkatnya arus masuk dari investor asing yang mengambil alih saham dan obligasi negara.

Perubahan sederhana dalam tingkat cadangan devisa China dalam beberapa bulan terakhir sebagian besar dianggap berasal dari fluktuasi nilai tukar global dan nilai aset yang dimiliki Tiongkok seperti obligasi luar negeri.

Setelah merosot tajam pada musim panas ini karena sengketa dagang yang tiba-tiba meningkat, yuan naik selama tiga bulan berturut-turut hingga November 2019 dengan harapan gencatan senjata perdagangan.

Namun yuan kembali meluncur lagi pada awal Desember 2019 ketika ketegangan antara Washington dan Beijing berkobar. Tarif baru impor AS untuk barang-barang Cgina akan mulai berlaku pada 15 Desember.

Baca Juga: Diplomat top China ingatkan Pompeo agar AS berhenti mencampuri urusan domestik China

Kurs yuan menguat 0,12% terhadap dolar pada bulan November 2019. Namun yuan China tetap masih melemah 2,3% sepanjang tahun ini.

Editor: Khomarul Hidayat