Perbankan jumbo keluarkan US$ 5 miliar dari pencadangan untuk dorong pinjaman



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketakutan terburuk Wall Street tentang dampak dari Covid-19 mulai surut. Tiga dari pemberi pinjaman terbesar Amerika Serikat (AS) yakni JP Morgan Chase & Co, Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co dikabarkan telah memangkas cadangan gabungan mereka untuk menutup kerugian atas pinjaman lebih dari US$ 5 miliar. 

Melansir Bloomberg, hal ini bisa membantu mendorong perkiraan puncak laba kuartal IV 2020 keempat bank tersebut lebih positif. Kendati mendapat hambatan dari suku bunga yang rendah. 

Para eksekutif menyatakan optimisme yang terjaga tentang stimulus fiskal dan peningkatan vaksinasi selama pandemi. Namun, bank memperingatkan kalau ekonomi sampai saat ini memang masih sulit. 


Enam dari bank terbesar di AS juga sebenarnya sudah menyisihkan lebih dari US$ 35 miliar untuk menutupi kerugian pinjaman pada paruh pertama 2020. Tentu untuk meredam perlambatan ekonomi akiba pandemi. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 naik, sejumlah bank sentral mulai cemas prospek perekonomian global

Tindakan itu tentunya membuat bank-bank besar tersebut lebih kuat menghadapi skenario teruruk. "Kami telah melihat peningkatan lebih lanjut pada PDB dan pengangguran," ujar Chief Financial Officer Citigroup Mark Mason dalam Konferensi Pers, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (17/1). 

Di samping itu, ada banyak indikator yang membuat prospek lebih positif pada kinerja tahun 2020. Dia menyebut dengan mulai pulih dan stabilnya ekonomi setelah adanya vaksin, indikator lain seperti pemerintahan Presiden AS Terpilih Joe Biden juga membawa prospek akan adanya stimulus tambahan. 

Meski begitu, divisi konsumen di bank-bank terbesar AS saat ini berada di bawah tekanan khusus dari wabah Covid-19 yang menutup banyak bisnis. Sekaligus membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan tahun lalu. Namun, realisasi pinjaman konsumer masih cukup baik, karena serangan default yang ditakuti tidak pernah terjadi. 

Sementara itu, divisi trading (tresuri) tetap berhasil memperoleh keuntungan pada kinerja tahun lalu. Apalagi setelah adanya persetujuan dari Federal Reserve di bulan lalu untuk memulai pembelian kembali saham (buyback). 

Editor: Anna Suci Perwitasari