Perbankan pelat merah anggota Himbara pasang target moderat di tahun politik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Perbankan milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mematok target pertumbuhan moderat tahun ini. Hal ini sejaan dengan tahun politik dimana sebagian pelaku bisnsi masih dalam posisi wait and see terkait hasil pemilu.

Ketua Himbara Maryono mengatakan perbankan pelat merah masih melihat ada beberapa faktor domestik juga terbilang cukup positif di tahun politk ini. "Seperti inflasi terkendali, APBN yang kredibel. Namun ada juga tahun politik, dimana kebanyakan investor menunggu hasilnya," katanya  dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Himpunan Bank Milik Negara dengan Komisi XI DPR, Selasa (15/1). 

Maryono melanjutkan, di tengah ketatnya likuditas di 2019, Himbara akan terus meningkatkan dana yang dihimpun dari masyarakat. Namun, tak terbatas dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan.


Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN) ini  menargetkan pada 2019 perseroan bisa menyalurkan kredit di kisaran 12%-15%, kemudian DPK di kisaran 12%-15%, dan Non Performing Loan (NPL) atawa kredit macet di kisaran 1,9%-2,1%.

Untuk performa 2018 hingga November, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 207,22 triliun, meningkat 17,83% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 175,86 triliun.

Sementara DPK hingga November 2018 mencapai Rp 189,22 triliun, meningkat 19,09% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 158,88 triliun. Sedangkan posisi NPL BTN pada September 2018 berada di level 2,65%, menurun dibandingkan September 2017 sebeaar 3,07%.

Hal lain justru diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) Suprajarto. Ia mengatakan, BBRI sejak awal 2019 telah melakukan pencairan (disbursed) kredit.

"Cara kerja BRI mungkin agak berbeda, sejak awal tahun kami speednya sama, agar akhir tahun kami bisa mengoreksi hal-hal yang belum tercapai. Awal tahun ini juga sidah mulai disbursee," katanya dalam kesempatan yang sama.

Untuk tahun ini, bank yang fokus ke kredit UMKM ini menargetkan bisa menyalurkan kredit dengan pertumbuhan 12%-14%, sementara penghimpunan DPK ditarget bertumbuh 11%-13%, dan NPL bisa ditekan di kisaran 1,9%-2,1%. "Target pastinya belum ada, tapi more or less memang seperti yang disampaikan tadi," lanjutnya.

Hingga November 2018, BBRI berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 862,69 triliun, meningkat 14,74% (yoy) dibanding November 2017 sebesar Rp 751,74 triliun. Sedangkan penyaluran kredit hingga November 2018 sebesar Rp 783,33 triliun, meningkat 14,97% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 680,97 triliun. Sementara posisi NPL BBRI hingga September 2018 berada di level 2,5%, meningkat dibandingkan posisi September 2017 sebesar 2,23%.

Editor: Noverius Laoli