Perbankan syariah akan aktif mendukung pembiayaan di sektor infrastruktur tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan syariah akan aktif mendukung pembiayaan di sektor infrastruktur tahun ini. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sudah mulai ngebut membiayai sektor ini pasca resmi merger pada 1 Februari 2021 lalu. Sementara BCA Syariah menjadikan sektor ini sebagai salah satu fokus untuk mencapai target pembiayaan 3%-8%.

BSI berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur untuk mendorong roda ekonomi nasional. Untuk itu, bank syariah terbesar di Tanah Air ini kan ikut serta dalam beberapa proyek pembiayaan sindikasi. 

Hery Gunardi Jadi Direktur Utama BSI mengatakan, di awal tahun ini, perseroan sudah mempunyai lima pipeline 5 sindikasi baru di sektor infrastruktur dan energi. Dari sindikasi ini, dua proyek yang dibiayai merupakan fasilitas Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU). 


Sampai akhir tahun 2021, Bank Syariah Indonesia menargetkan pertumbuhan sindikasi selaras dengan target pertumbuhan  wholesale banking yang ditargetkan 4%-5% secara tahunan atau year on year (yoy). "Pembiayaan sindikasi merupakan salah satu strategi Bank Syariah Indonesia dalam meningkatkan pembiayaan wholesale," kata Hery pada KONTAN, Selasa (23/2).

Baca Juga: BI pangkas proyeksi pertumbuhan kredit tahun ini, bank tetap optimistis capai target

Bank berkode saham BRIS ini untuk pertama kalinya memimpin pembiayaan sindikasi untuk proyek pembangunan infrastruktur yakni untuk preservasi atau pemeliharaan Jalan Lintas Timur Sumatera (Jalintim) sepanjang 29,87 kilometer (km) di Provinsi Sumatera Selatan senilai Rp 644,76 miliar. 

Pembiayaan sindikasi di Jalintim ini dikucurkan BSI bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah kepada PT Jalintim Adhi Abipraya, perusahaan patungan antara PT Adhi Karya Tbk dengan Brantas Abipraya. 

Porsi Bank Syariah Indonesia dalam pembiayaan sindikasi itu sebesar Rp 248 miliar. Sedangkan porsi pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah masing-masing sebesar Rp248 miliar dan Rp148,76 miliar. Pinjaman ini  bertenor 10 tahun ini. 

Editor: Handoyo .