Perjanjian dagang AS-China siap diteken, perang dagang lebih memukul ekonomi AS?



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Jika tak ada perubahan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menandatangani perjanjian perdagangan fase satu dengan China pada Rabu ini (15/1) waktu AS.

Kesepakatan itu diharapkan bisa menghapuskan tarif impor sekitar US$ 370 miliar barang, atau hampir dua pertiga dari apa yang diimpor AS dari Cina. Pajak impor telah menaikkan harga barang-barang seperti topi baseball, koper, sepeda, TV, sepatu kets, dan berbagai bahan baku yang digunakan oleh produsen Amerika.

Baca Juga: Amerika Serikat akan pertahankan tarif impor barang China hingga kesepakatan fase dua


Trump menggunakan tarif impor sebagai taktik negosiasi, dimaksudkan untuk melukai ekonomi Tiongkok dan menekan Beijing untuk menyetujui kesepakatan perdagangan baru dengan AS yang membahas praktik perdagangan tidak adil, seperti pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi paksa.

Nyatanya, tarif impor juga telah merugikan warga Amerika. Kebijakan menaikkan tarif impor membuat pebisnis untuk membuat keputusan pengurangan pekerjaan dan menaikkan harga ke konsumen.

Ditambah lagi, ketidakpastian mengenai berapa lama tarif akan diberlakukan, menghalangi pebisnis untuk melakukan investasi jangka panjang. Nah, apa saja efek perang tarif impor ke ekonomi AS? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari CNN:

1. Sebanyak 300.000 pekerjaan hilang

Sebuah laporan dari Moody's Analytics menyebutkan, perang dagang dengan China yang dimulai pada awal 2018, membuat 300.000 orang kehilangan pekerjaan hingga September 2019.

Namun, dengan kehilangan pekerjaan sebanyak itu, pertumbuhan pekerjaan AS masih kuat. Tercatat ada tambahan 2,1 juta pekerjaan pada tahun 2019, meskipun ini lebih lambat dari tahun sebelumnya ketika 2,7 juta pekerjaan diciptakan.

Meskipun sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak kehilangan pekerjaan yang dapat dikaitkan dengan ketegangan perdagangan, laporan Moody bukan satu-satunya yang menunjukkan bahwa perang dagang tersebut berdampak pada pekerja AS.

Sebuah survei bisnis oleh firma kepegawaian Challenger, Gray & Christmas menemukan bahwa ketagangan perdagangan AS-China menjadi alasan untuk lebih dari 10.000 pemangkasan pekerjaan pada bulan Agustus 2019 saja.

Baca Juga: Steven Mnuchin: Kesepakatan dagang AS-China dapat ditegakkan, dokumen dirilis Rabu

Editor: Khomarul Hidayat