Perjanjian dagang bakal AS-China teken Januari 2020, ini isi lengkapnya



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China setuju untuk membeli barang dan jasa dari Amerika Serikat (AS) senilai US$ 200 miliar selama dua tahun ke depan. Ini sebagai bagian dari pakta perdagangan fase satu yang akan kedua negara teken awal Januari 2020.

Perwakilan Dagang AS (USTR) Robert Lighthizer mengatakan, Beijing berkomitmen untuk membeli produk pertanian tambahan senilai US$ 32 miliar selama dua tahun, atau sekitar US$ 16 miliar setahun. Angka ini lebih banyak dari realisasi 2017 sebesar US$ 24 miliar.

China bakal menambah US$ 5 miliar lagi dalam pembelian produk pertanian AS setiap tahun berikutnya. "Pakta itu langkah maju yang sangat, sangat penting dalam menyeimbangkan kembali hubungan perdagangan AS-China," katanya, Jumat (13/12), seperti dikutip Reuters


Baca Juga: AS dan China capai kesepakatan, perang dagang berakhir

Termasuk, Lighthizer menambahkan, kesepakatan dagang tersebut merakit perubahan struktural, di samping komitmen China untuk meningkatkan pembelian barang dan jasa dari AS dalam bidang manufaktur, energi, pertanian, dan jasa.

Perjanjian tersebut, yang kedua belah pihak tuntaskan dalam perundingan terperinci selama dua bulan terakhir, meredakan ketegangan setelah 17 bulan perang tarif yang mengguncang pasar keuangan dan menyeret pertumbuhan global lebih rendah.

Lighthizer menyebutkan, target lebih luas pembelian China di empat area akan segera lembaganya rilis ke publik. Ada juga target spesifik untuk pembelian produk tertentu, tetapi itu tidak akan USTR publikasikan untuk menghindari distorsi pasar.

Baca Juga: Trump: AS sudah mencapai kesepakatan perdagangan dengan China

Yang jelas, dia menegaskan, perjanjian perdagangan itu sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dan, "China bebas untuk membeli sesuatu ketika ini adalah waktu yang tepat di pasar untuk membeli sesuatu," sebutnya.

Ditanya tentang apa yang terjadi antara 11 Oktober hingga sekarang, Lighthizer menjelaskan, waktu habis untuk membahas secara spesifik bahasa perjanjian. Diskusi itu berlanjut sampai Jumat (13/12) pagi dan ia mendapat lampu hijau terakhir dari Presiden tepat setelah jam 10 pagi.

Editor: S.S. Kurniawan