Permintaan batubara di China diprediksi akan turun mulai 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara Cina akan mulai turun pada tahun 2025 saat konsumsi di sektor utilitas dan industri lainnya mencapai puncaknya. Penurunan permintaan sejalan dengan upaya Negara Panda itu mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Hal itu diketahui dari laporan terbaru Institut Penelitian Teknologi dan Ekonomi CNPC yakni lembaga pemikiran yang dijalankan oleh perusahaan pelat merah China National Petroleum Corp (CNPC) yang dirilis pada Kamis (23/8).

Baca Juga: Pasca rilis laporan keuangan, ini rekomendasi analis untuk saham Adaro Energy (ADRO)


Negara konsumen batubara terbesar di dunia itu diperkirakan akan menghadapi penurunan total konsumsi sebesar 18% dari tahun 2018 hingga 2025 dan turun mencapai 39% di rentang 2018- 2050.

Pemangkasan konsumsi batu bara dan menggantinya dengan energi yang lebih bersih seperti gas alam dan energi terbarukan telah menjadi bagian penting dari strategi energi China saat ini. Kendati begitu, China masih terus menyetujui tambang baru, pembangkit listrik tenaga batu bara dan mendukung proyek-proyek baru di luar negeri.

Porsi batubara dalam total sumber energi China sudah turun dari 68,5% pada 2012 menjadi 59% pada tahun 2018. Namun secara keseluruhan, konsumsi batubara pada tahun lalu masih naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 3,82 miliar ton.

Para peneliti CNPC memperkirakan total porsi batubara akan turun menjadi 40,5% pada tahun 2035 karena kapasitas terbarukan, nuklir dan gas alam terus meningkat dengan cepat.

Baca Juga: Larangan Ekspor Nikel Justru Mengancam Keberlangsungan Pembangunan Smelter premium

Editor: Noverius Laoli