Perolehan dana dari perusahaan IPO berpotensi kembali pecah rekor tahun ini



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pencarian dana di pasar modal melalui initial public offering (IPO) masih berpeluang meningkat di sisa tahun ini. Hal tersebut terlihat dari perusahaan sekuritas yang masih memiliki sejumlah nama perusahaan dalam pipeline penjaminan emisi IPO-nya.

Direktur Utama Surya Fajar Sekuritas Steffen Fang mengatakan, internal perusahaannya kini tengah memproses empat sampai lima perusahaan untuk melaksanakan IPO. Calon emiten tersebut ada yang berasal dari sektor properti, pertambangan, barang konsumsi, manufaktur, dan teknologi.

"Kisaran nilai emisi IPO masing-masing perusahaan tersebut bervariasi sampai dengan sekitar Rp 100 miliar," kata Steffen saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (24/9).


Menurut Steffen, pelaksanaan IPO para perusahaan tersebut rencananya akan berlangsung pada akhir tahun 2021. Akan tetapi, apabila tidak terkejar semua, maka sebagiannya akan melaksanakan IPO pada awal tahun 2022.

Baca Juga: Tahun ini menjadi tahun dengan nilai emisi IPO tertinggi sepanjang sejarah

Steffen optimistis, saham baru yang ditawarkan ke publik oleh para calon emiten tersebut akan terserap optimal. Pasalnya, ia melihat pasar saham pada akhir tahun 2021 dan menjelang awal tahun 2022 akan tetap bergairah.

Ada tiga indikator penting yang mendukung prediksinya tersebut, yaitu vaksinasi Covid-19 yang semakin banyak dilakukan, adanya calon emiten berukuran besar yang akan masuk bursa terutama beberapa unicorn yang ada di Indonesia, dan stimulus dari pemerintah untuk peningkatan ekonomi

"Kami berkeyakinan beberapa hal tersebut di atas akan menambah kepercayaan pasar dan pemodal-pemodal di pasar modal untuk menyerap saham-saham IPO," ungkap Steffen.

Asal tahu saja, Surya Fajar Sekuritas telah mengantarkan tiga perusahaan untuk IPO sepanjang tahun 2021 berjalan. Ketiganya adalah PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) dengan total nilai emisi IPO Rp 3,64 miliar, PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) Rp 50 miliar, dan PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) Rp 35,4 miliar.

Baca Juga: Startup teknologi masuk bursa saham, pertimbangkan hal ini sebelum berinvestasi

Bernada serupa, Direktur Utama BCA Sekuritas Mardi Susanto mengatakan, masih ada beberapa nama calon emiten dalam daftar pipeline penjaminan emisi BCA Sekuritas. Rencananya, pelaksanaan IPO perusahaan-perusahaan tersebut akan dilakukan pada kuartal IV 2021, kuartal I 2022, dan kuartal II 2022.

Meskipun begitu, Mardi menyampaikan bahwa pihaknya selalu berhati-hati untuk masuk ke pasar modal karena ingin memberikan hasil optimal kepada para nasabah calon emiten terpilihnya. "Semuanya sangat tergantung dengan momentum pasar sehingga waktu pelaksanaannya selalu bisa bergeser," tutur Mardi.

Menurut dia, saat ini belum menjadi waktu yang optimal bagi calon emiten dalam pipeline IPO-nya untuk melakukan aksi korporasi tersebut. Pasalnya, investor kini tengah menggemari perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis digital dan e-commerce.

Editor: Noverius Laoli