Pertempuran di era digital, perusahaan konvensional dan start up harus bekerja sama



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan paradigma pebisnis. Dari semula engan untuk masuk ke  bisnis digital, mau tak mau harus bertransformasi. Dan sebagian bersinergi dengan perusahaan rintisan (start up) atau perusahaan yang menggembangkan platform digital.

Sebut saja Bank Central Asia (BCA) melalui Central Capital Ventura (SYNRGY Accelerator), Astra Internasional,  Bank OCBC NISP melalui  OCBC NISP Ventura dan Bank CIMB Niaga bersama Genesis Alternatives Ventures. Sedangkan BUMN yang melakukan investasi di perusahaan rintisan di antaranya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui BRI Ventura Investama, Bank Mandiri melalui Mandiri Capital Indonesia dan PT Telkom  Indonesia Tbk  melalui MDI Venture.

Advisor Mandiri Capital Indonesia, Alamanda  Shantika Santoso mengatakan, banyak manfaat ketika Bank Mandiri memutuskan masuk dan berinvestasi di perusahaan rintisan digital. Selain memperkuat lini bisnis  juga mempercepat transformasi digital di bank BUMN tersebut.  “Perusahaan konvensional dan digital mempunyai value masing-masing. Transformasi digital tak hanya sekadar membuat aplikasi. Mereka harus mengubah model bisnis, kapabilitas serta kapasitas SDM,” terang Alamanda, yang juga Presiden Direktur Binar Academy, dalam keterangan tertulis, kepada Kontan.co.id, Senin (21/9). 


Jika perusahaan konvensional yang sudah terlalu besar, sulit melakukan transforasi digital. Mereka membutuhkan waktu cukup lama bertransformasi ke digital. Dengan berinvestasi dan berkolaborasi di perusahaan digital startup mempermudah serta mempercepat digital transformasi di perusahaan tersebut.

Editor: Ahmad Febrian