KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami penurunan sepanjang 2020. Emiten dengan kode saham
PGAS ini membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 264,77 juta, berbanding terbalik dari
bottomline PGAS pada 2019 yang membukukan laba bersih US$ 67,58 juta. Penurunan laba bersih ini seiring dengan penurunan pendapatan emiten yang juga dikenal dengan nama PGN ini. PGAS membukukan pendapatan senilai US$ 2,88 miliar, menurun 25,02% dari realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai US$ 3,85 miliar. Kepala Riset Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy menilai, kinerja PGAS sepanjang 2020 masih berada di bawah estimasi yang dia pasang. Adapun penekan kinerja PGAS di tahun 2020 lalu berasal dari penurunan pendapatan sebagai dampak langsung dari penutupan aktivitas industri yang menjadi pelanggannya.
PGAS juga harus mencatatkan beban provisi atas sengketa pajak dan penutupan beberapa blok migas yang sudah tidak lagi beroperasi.
Baca Juga: Realisasi kinerja operasional Perusahaan Gas Negara (PGAS) sepanjang 2020 Untuk diketahui, PGAS melakukan provisi pajak sebesar US$ 278,3 juta di tahun 2020 atas sengketa pajak PPN 2012 dan 2013, dimana 18 dari 24 sengketa telah diputuskan Mahkamah Agung (MA) yang dimenangkan Direktorat Jendral Pajak (DJP). Di sisi lain, PGAS juga mengalami penurunan kinerja operasional. Volume distribusi PGAS tercatat sebesar 828
billion british thermal unit per day (BBTUD) atau menurun 13% dari tahun sebelumnya yang mencapai 951 BBTUD. Volume transmisi juga mengalami penurunan sebesar 8% secara tahunan dari 1.370
Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) menjadi 1.255 MMSCFD. Kinerja PGAS pun diyakini masih akan bertumbuh. Robertus menilai, dengan adanya perbaikan ekonomi tahun ini, distribusi gas dan juga volume transmisi PGAS bisa tumbuh di rentang 10%-15%.
Baca Juga: PGN (PGAS) berbalik merugi pada tahun lalu Selain itu, prospek PGAS juga ditunjang dengan kebijakan harga gas untuk industri senilai US$ 6 per MMBTU. “Kebijakan ini justru dapat mendorong pelanggan dari kalangan industri untuk mengonsumsi gas lebih banyak lagi, sehingga dapat turut menumbuhkan volume transmisi dan distribusi gas Perseroan,” terang Robertus kepada Kontan.co.id, Minggu (11/4). Robertus merekomendasikan beli saham PGAS dengan target harga Rp 1.520. Per perdagangan Jumat (9/4), saham PGAS ditutup menguat 1,54% ke level Rp 1.320. PGAS diperdagangkan dengan
price to earnings (PE) ratio 30,2 kali dengan kapitalisasi pasar Rp 32 triliun.
Editor: Noverius Laoli