Perusahaan pembiayaan sudah terbitkan surat utang Rp 47,84 triliun per Oktober 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pembiayaan getol menerbitkan surat utang di tahun ini. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Oktober 2019, perusahaan pembiayaan telah menerbitkan surat utang sebanyak Rp 47,84 triliun.

Adapun rinciannya oblikasi senilai Rp 42,45 triliun, medium term notes (MTN) sebanyak Rp 1,53 triliun, dan sukuk senilai Rp 3,86 triliun. Pada tahun 2018 lalu, perusahaan pembiayaan menerbitkan obligasi senilai Rp 32,86 triliun, MTN sebanyak Rp 5,03 triliun, sukuk Rp 2,09 triliun, dan sekuritisasi sebanyak Rp 1,82 trilun.

Secara total, pada tahun lalu perusahaan pembiayaan telah menerbitkan surat utang senilai Rp 41,81 triliun. Artinya hingga Oktober 2019 penerbitan surat utang meningkat 14,42% year to date dibandingkan posisi Desember 2018.


Baca Juga: CIMB Niaga akan terbitkan obligasi maksimal Rp 3 triliun, segini kuponnya

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai, aktifnya perusahaan pembiayaan menerbitkan surat utang seiring dengan adanya momentum penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Wakil Presiden Senior dan Kepala Divisi Pemeringkatan Institusi Finansial Pefindo Hendro Utomo mengatakan, sejak semester II 2018 terjadi kenaikan suku bunga acuan hingga pasca pemilu 2019 di bulan Mei 2019.

“Saat kondisi politik mulai stabil, jadi mulai aktif lagi menerbitkan. Selain itu suku bunga acuan turut turun, sehingga perusahaan pembiayaan melakukan antisipasi untuk menerbitkan surat utang. Begitu menurut kami sesuai dengan kondisi makronya,” jelas Hendro di Jakarta pada Selasa (19/11).

Hendro memperkirakan penerbitan surat utang oleh perusahaan pembiayaan akan semakin semarak. Sebab hingga 18 November 2019, terdapat empat entitas perusahaan pembiayaan berencana menerbitkan surat utang melalui Pefindo dengan emisi Rp 3,1 triliun.

Bila rencana ini bisa berjalan sebelum akhir tahun maka paling tidak total surat utang perusahaan pembiayaan yang terbit sepanjang 2019 akan mencapai Rp 50 triliun.

“Namun itu kan belum di-listing, bisa saja direalsiasikan sampai akhir tahun, atau tahun depan. Juga bisa batal. Tahun depan, selama suku bunga acuan stabil atau menurun maka perusahaan pembiayaan masih akan aktif menerbitkan surat utang. Selain itu, saat penjualan kendaraan baru stagnan, mereka bisa mengarap pembiayaan kendaraan bekas dan produktif,” tambah Hendro.

Baca Juga: Bank Mandiri Taspen menawarkan obligasi Rp 1 triliun dengan bunga hingga 8,20%

Kendati demikian, data penerbitan surat utang ini merupakan gabungan antara perusahaan multifinance dengan perusahaan pembiayaan khusus seperti PT Permodalan Nasional Madani, Eximbank, dan Sarana Multi Infrastruktur.

Lantaran hingga September 2019, bisnis pembiayaan multifinance masih lesu. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pembiayaan multifinance hanya tumbuh 3,53% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 435,72 triliun menjadi Rp 451,11 triliun.

Editor: Khomarul Hidayat