Perusahaan penghasil FABA berlomba lakukan kajian pemanfaatan maksimal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan fly ash and bottom ash (FABA) sebagai produk bernilai ekonomi mendapat respon positif dari perusahaan penghasil limbah yang saat ini masuk kategori non B3 tersebut.

Bahkan, produsen mulai berlomba untuk melakukan kajian demi bisa memanfaatkan hasil maksimal dari pemanfaatan FABA ke depan.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang mengungkapkan kalau secara umum pihaknya mendukung upaya pemanfaatan FABA secara masif. Upaya tersebut diharapkan mampu mendukung kelestarian lingkungan dengan minimnya penimbunan.


"Apalagi manfaat produk turunannya bisa dimanfaatkan oleh industri lain," kata Arthur kepada Kontan.co.id, Selasa (30/3).

Baca Juga: Kaltim Prima Coal (KPC) akan manfaatkan 30.000 ton FABA tahun ini

Adapun untuk menjadikan FABA sebagai komoditas bernilai ekonomi, APLSI mengaku masih menunggu aturan regulasi turunannya. Dengan begitu, perusahaan produsen FABA bisa mulai menetapkan rencana pemanfaatan secara jangka panjang.

Di samping itu, Arthur juga melihat adanya potensi pemanfaatan FABA lebih lanjut di berbagai sektor. Di antaranya, bisa dijadikan bahan baku untuk konstruksi jalan, campuran semen yang lebih kuat, paving block, batako, hingga pupuk dan lainnya.

Sementara itu, untuk menjadikan FABA sebagai produk ekonomi tidak bisa disamakan dengan tenggat waktu, karena akan bergantung pada jenis pemakaian, volume, teknologi hingga logistiknya. Meskipun begitu, pemanfaatan FABA sudah banyak dipraktekan di banyak negara.

"Aturan pemanfaatan adalah langkah terobosan positif dari pemerintah dan akan memberikan multiplier effect untuk meningkatkan kontribusi perekonomian. Pemanfaatan akan lebih menjaga kelestarian lingkungan," jelasnya.

Editor: Yudho Winarto