Peta Emiten Berkapitalisasi Pasar Berubah, Cermati Saham Emiten Big Caps



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Peta emiten dengan kapitalisasi pasar alias market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami perubahan. Emiten pendatang baru yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) berhasil masuk jajaran top 10 emiten big caps di bursa.

Per Jumat (28/7), emiten yang baru melakukan initial public offering (IPO) pada 27 Juni 2023 ini memiliki kapitalisasi pasar hingga Rp 191,30 triliun. Alhasil, AMMN saat ini masuk ke posisi ketujuh. 

AMMN mendepak PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang sempat masuk jajaran top 10 pada kuartal pertama 2023. 


Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Masuk, Ini Peta Emiten Big Caps Terbaru

Sementara itu, saham perbankan masih mendominasi jajaran emiten dengan kapitalisasi pasar alias market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menduduki puncak klasemen dengan market caps Rp 1.114 triliun.

Kemudian, di posisi kedua ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan market caps Rp 855 triliun. Lalu, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di posisi keempat dengan nilai market caps Rp 527 triliun. 

 
HMSP Chart by TradingView

Memang, sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd), saham-saham perbankan big caps sudah menguat cukup tinggi. BBCA misalnya, sejak awal tahun sudah menguat 6,73%, saham BBRI sudah menguat 15,38%, dan saham BMRI sudah menguat 14,86%. 

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, pergerakan saham perbankan cenderung menguat terbatas karena sudah naik cukup tinggi. Sementara untuk AMMN, Sukarno menilai saham ini menjadi favorit pelaku pasar karena dari sisi fundamental terbilang cukup bagus. 

Baca Juga: IHSG Menguat 0,28%, Ini Top Gainers & Top Losers Sepekan

Di sisi lain, pengamat pasar modal dan founder WH Project William Hartanto menilai, saham perbankan  masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan.

“(kenaikan) terlihat terbatas karena belakangan ini ada beberapa kali terjadi rotasi sektor, sehingga sektor perbankan jadi kurang diperhatikan,” kata William. 

Editor: Noverius Laoli