Petani minta pemerintah tidak impor cabai



JAKARTA. Sejumlah petani di sentra produksi cabai di Kabupaten Magelang dan Temanggung, Jawa Tengah, meminta pemerintah untuk tidak mengimpor komoditas hortikultura tersebut guna mengatasi lonjakan harga di pasaran.

Ketua Kelompok Tani Ngudi Tani, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Diono Hadi, Kamis mengatakan kebijakan impor hanya akan menyengsarakan petani karena harga cabai produksi mereka tertekan dengan masuknya produk luar yang harganya lebih murah.

Di sela kunjungan media ke sentra produksi cabai di Kabupaten Magelang dan Temanggung, Jawa Tengah, dia mengatakan pada 2014 pemerintah membuka impor cabai sehingga menurunkan harga produk petani dan mereka mengalami kerugian besar.


"Kalau bisa (tahun ini) jangan ada impor cabai, petani harus diperhatikan, "ujar pria yang bertani secara turun-temurun itu.

Diono menyatakan kalangan petani siap memasok cabai untuk memenuhi permintaan pemerintah guna melakukan stabilisasi harga komoditas hortikultura tersebut di pasaran.

Hal serupa dinyatakan Siswo petani asal Temanggung yang mentatakan bahwa setelah berlakunya perdagangan bebas maka cabai impor banyak masuk ke Indonesia dengan bebas bea masuk sehingga bisa dijual dengan harga murah.

"Harga cabai petani pernah anjlok mencapai Rp2.000/kg sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp5.000/kg akibatnya kami sangat merugi," katanya.

Kebijakan tersebut ternyata mengakibatkan 95 % pasokan cabai di dalam negeri dipenuhi dari produk impor sedangkan dari petani lokal hanya lima % dari kebutuhan di pasar .

Senada dengan petani di Magelang, Siswo menyatakan petani Temanggangung siap memasok kebutuhan cabe untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri asalkan pemerintah memberikan dukungan dan perhatian pada mereka.

Editor: Yudho Winarto